LINGKAR KEDIRI – Geliat inflasi ekonomi baru-baru ini menjadi fokus utama bagi banyak negara di dunia.
Pasalnya, inflasi ini telah menelan korban nyata, yaitu negara Sri Lanka yang sekarang carut-marut ekonominya karena diduga ada kesalahan pemerintah dalam mengatur ekonomi negara.
Melihat hal ini, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung tengah bersiap melakukan tindakan jika inflasi meningkat.
Baca Juga: Polemik Kasus Subang, Saksi DWKO Sempat Kumpul-kumpul Menjelang Pembunuhan Tuti dan Amel, Ada Apa?
Juda Agung mengatakan siap menyesuaikan suku bunga acuan jika ada tanda-tanda inflasi inti yang terdeteksi lebih tinggi.
Rencana ini juga akan tetap mewaspadai tekanan inflasi dan dampaknya terhadap ekspektasi inflasi.
"Dalam kebijakan moneter, Rapat Dewan Gubernur BI sebelumnya telah memutuskan untuk mempertahankan kebijakan suku bunga acuan," kata Juda dalam Kegiatan Sampingan G20 Indonesia 2022 bertajuk "Central Bank Policy Mix for Stability and Economic Recovery" di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu, dilansir LingkarKediri dari Antara.
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) mulai meningkat, yang didorong oleh tekanan dari sisi penawaran sebagai akibat wajar dari kenaikan harga komoditas internasional.