Tuduhan penyerangan terhadap pejabat publik membawa hukuman maksimal tiga tahun penjara dan denda 45.000 euro.
Untuk diketahui, Tarel dalah seorang pengelola klub lokal yang berfokus pada praktik seni bela diri Eropa. termasuk ilmu pedang tradisional, dan telah mendirikan klub permainan papan yang disebut "The Knights of the Square Table".
Aurélien Laniece, seorang teman Tarel, mengatakan kepada Reuters bahwa dia mengenalnya sebagai orang baik yang siap membantu tetangga dan suka mengajarkan semangatnya kepada orang lain.
Baca Juga: Sebut Gerhana Matahari Cincin Sebabkan Efek ini, BMKG Himbau untuk Berhati-hati
Laniece mengungkapkan keterkejutannya atas laporan di media Prancis bahwa akun media sosial Tarel menunjukkan dia mengikuti kelompok sayap kanan dan monarki.
"Dia bukan tipe pria yang melakukan itu (memukul seseorang)," kata Laniece.
Pejabat pemerintah telah menyatakan keprihatinannya dalam beberapa pekan terakhir tentang frustrasi terpendam yang meletus setelah penguncian.
Prancis telah berada di bawah jam malam selama lebih dari tujuh bulan.
Macron mengatakan dia tidak mengkhawatirkan keselamatannya, dan terus berjabat tangan dengan anggota masyarakat setelah dia dipukul.
"Anda tidak dapat memiliki kekerasan, atau kebencian, baik dalam ucapan atau tindakan. Jika tidak, demokrasi itu sendiri yang terancam," katanya kepada sebuah surat kabar lokal setelah insiden itu.