LINGKAR KEDIRI - Sejak Rusia menginvasi Ukraina, para dokter di sebuah rumah sakit militer di kota tenggara Zaporizhzhia tetap bekerja selama berhari-hari.
Hal ini terjadi saat gelombang korban yang jatuh dilarikan perawatan dari daerah garis depan terdekat.
Pada hari Rabu, petugas medis di rumah sakit mempersiapkan seorang pria yang terluka untuk operasi menghilangkan pecahan peluru.
Ukraina mengatakan ribuan tentaranya telah terluka sejak dimulainya perang pada 24 Februari.
Sementara 3.760 korban warga sipil telah dicatat, menurut badan hak asasi manusia PBB.
Dikatakan jumlahnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi karena tidak dapat diaksesnya daerah-daerah dengan pertempuran sengit.
Beban kerja yang berat tidak menghalangi ahli traumatologi berusia 26 tahun Favad Al-Shakh, yang mengatakan rumah sakit Zaporizhzhia sejauh ini berhasil mengatasi masuknya pasien yang membutuhkan perawatan darurat.
"Saya, sebagai seorang dokter, ingin tetap bekerja di sini," katanya dengan tenang dan percaya diri.