Sri Lanka telah menyelesaikan diskusi awal dengan IMF, dan bertukar pikiran tentang keuangan publik, keberlanjutan utang, sektor perbankan dan jaminan sosial, kata Wickremesinghe.
"Kami bermaksud untuk masuk ke dalam kesepakatan tingkat resmi dengan IMF pada akhir Juli," tambah Ranil.
Baca Juga: Michael Krmencik, Pemain Bintang Liga Ceko Tahun 2017-2018 Siap Merumput di Persija Jakarta
Pihak berwenang juga berencana untuk mengadakan konferensi bantuan kredit dengan negara-negara sahabat, termasuk India, Jepang dan Cina, untuk bantuan lebih lanjut.
Sri Lanka telah gagal menghentikan krisis ekonomi terburuk yang dihadapinya dalam sejarah kemerdekaannya. Kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok yang berkepanjangan berisiko mengintensifkan protes dan dapat menghambat stabilitas politik lebih lanjut.***