Bentrokan Warga Sipil dan Pasukan Keamanan, Demonstran Nilai Pemerintah Dalang Ledakan di Beirut

- 7 Agustus 2020, 21:33 WIB
LEDAKAN di Beirut, Lebanon ternyata hanya berkekuatan sepersepuluh bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima pada 1945.*
LEDAKAN di Beirut, Lebanon ternyata hanya berkekuatan sepersepuluh bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima pada 1945.* /AFP/Patrick BAZ

Lingkar Kediri-Ledakan yang mengguncang Beirut, ibukota Lebanon yang terjadi pada selasa 4 agustus 2020 lalu memunculkan banyak spekulasi dari masyarakat tentang penyebab kejadiannya.

Sementara waktu, dugaan paling kuat adalah pemerintah lalai tidak menjaga gudang penimbunan ammonium nitrat yang sudah 6 tahun berada disekitar pelabuhan Beirut.

Banyaknya korban luka dan meninggal dunia akibat ledakan besar di Beirut, membuat sejumlah orang melakukan demonstrasi terhadap pemerintah setempat.

Sebagaimana dilansir pikiran rakyat yang mengutip laman dari the guardian, sejumlah orang yang melakukan demonstrasi berasal dari kelompok non-pemerintah yang menilai ketidakmampuan pemerintah menjaga gudang berbahan peledak.

Dalam demosntrasi tersebut bentrokan antara pendemo dengan Pasukan Keamanan tidak terhindarkan. Pasukan Keamanan harus meluncurkan gas air mata agar amukan para demonstran tak semakin meluas.

Bentrokan itu dilakukan di pusat Beirut, khususnya di sepanjang jalan menuju parlemen yang telah rusak akibat ledakan.

Para pengunjuk rasa memicu kebakaran, merusak toko-toko dan melemparkan batu ke pasukan keamanan sehingga polisi mengeluarkan gas air mata agar situasi kembali kondusif.

Sebagai informasi,ledakan di Beirut dilaporkan menewaskan lebih dari 135 orang dan melukai sedikitnya 5.000 orang. Ditambah, seluruh distrik di sekitar pelabuhan telah rusak akibat gelombang besar saat ledakan terjadi.

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x