Network
Lingkar Kediri - CIA menyimpulkan Hasil analisis badan intelijen bahwa tidak ada bukti Tiktok berikan data pengguna ke pemerintah Tiongkok. Begitupun demikian, badan intelijen Tiongkok tidak ada bukti pernah mengakses data pengguna TikTok, demikian laporan New York Times, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Forbes.
Laporan dari Badan Intelijen muncul setelah pemerintah AS membuat langkah untuk melarang aplikasi asal Tiongkok karena masalah keamanan nasional dan privasi.
Pemerintahan Fonald Trump memang tidak menuduh Tiongkok mengambil data pengguna warga Amerika, tetapi malah memperingatkan bahwa Beijing berpotensi melacak karyawan federal, pemerasan, dan melakukan spionase pada perusahaan yang diinginkan.
Baca Juga: Twitter Muncul dari Daftar Pelamar Baru untuk Akuisisi TikTok di Amerika Serikat
Anggota parlemen AS sangat menyayangkan dengan undang-undang tahun 2017 mengharuskan perusahaan Tiongkok mendukung, membantu, dan bekerja sama dengan badan intelijen negara untuk bekerja sesuai dengan hukum.
TikTok hanyalah masalah, tetapi bukan ancaman yang mendesak seperti Huawei, perusahaan Tiongkok yang membuat peralatan telekomunikasi jaringan 5G, ungkap salah seorang Senator AS, Mark Warner (DV.A.) pada Jumat, 7 Agustus 2020.
Warner menuturkan, Huawei justru yang lebih diperhatikan karena membangun jaringan 5G yang ada di banyak sektor industri AS, seperti tempat pabrik, jalur pasokan gas, pertanian, dan mobil otonom.
Sebelumnya Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang melarang TikTok dan WeChat, kecuali dijual ke perusahaan AS.
Hal tersebut merupakan bagian dari upaya lebih luas dari Gedung Putih untuk 'Jaringan Bersih' yang berusaha membersihkan perusahaan Tiongkok dari internet dan infrastruktur telekomunikasi di AS.
