LINGKAR KEDIRI - Insiden berdarah di Prancis, ketika seseorang membawa pisau dan menyerang sambil meneriakkan "Allahu Akbar. Sebabnya, 3 wanita yang menjadi jemaat dalam prosesi ibadah di salah satu gereja di Kota Nice, Prancis, tewas. Dua diantaranya tewas ditempat dengan cara dipenggal, satu korban lain sempat lari dan akhirnya juga meninggal
Hal tersebut terjadi pada Kamis, 29 Oktober 2020, sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Tak lama setelah itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan hal yang kontroversial bahwa negara Prancis telah menjadi sasaran serangan teroris Islam.
Baca Juga: Hasil Klasemen Liga Champions Terbaru: Barca Ungguli Juve, Chelsea dan MU Pesta Gol
Baca Juga: Cukup Pakai KTP, Pastikan Dapat Banpres BLT UMKM atau BPUM Rp2,4 Juta, Simak Cara Daftar dan Ceknya
Macron juga mengatakan, dia akan mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi situs-situs utama Prancis, seperti tempat ibadah dan sekolah.
Dilansir dari laman Reuters, Macron berbicara dari tempat insiden penyerangan kepada 3 orang wanita itu dan mengatakan, bahwa Prancis telah diserang.
"Atas nilai-nilai kami, untuk selera kami akan kebebasan, untuk kemampuan di tanah kami untuk memiliki kebebasan berkeyakinan" ujarnya.
"Dan saya mengatakannya dengan sangat jelas lagi hari ini: kami tidak akan memberikan dasar apa pun." tandasnya.