LINGKAR KEDIRI - Beberapa ilmuwan memprediksi fase matahari memancarkan sinar, mereka mengungkapkan pancaran panas matahari akan berakhir sekitar lima miliar tahun dari sekarang.
Meskipun diperkirakan bola gas kita yang berapi-api akan mati triliunan tahun di masa depan, akan ada banyak perubahan yang akan terjadi lebih cepat, yang menandai berakhirnya Tata Surya kita.
Para ahli astrofisika mengungkapkan bahwa Matahari berusia kurang dari lima miliar tahun.
"Ini semacam bintang paruh baya, dalam arti bahwa hidupnya akan menjadi sekitar 10 miliar tahun atau lebih." ungkap Mr Testta seorang ahli astrofisika.
Baca Juga: Kasus Subang, Saksi Diminta Menulis Dikertas, Berkaitan dengan Temuan Anjing Pelacak
Baca Juga: 5 Negara yang Duku Kaya Kini Tertinggal, Salah Satunya Faktor Utang
Mr Testa adalah astrofisikawan di Center for Astrophysics, sebuah kolaborasi antara Smithsonian Astrophysical Observatory dan Harvard College Observatory.
Menurut NASA secara umum semakin besar sebuah bintang, semakin pendek umurnya, meskipun semua kecuali bintang yang paling masif hidup selama miliaran tahun, seperti dikutip LINGKAR KEDIRI dari express pada 23 Desember 2021.
Setelah Matahari membakar sebagian besar hidrogen di intinya, matahari akan melakukan transisi ke fase berikutnya sebagai raksasa merah.
Baca Juga: Bisa Beresiko, Perusahaan Listrik TEPCO Berencana Buang Limbah Air ke Laut
MAtahari tidak akan bisa memproduksi energi yang dibutuhkannya, intinya mulai runtuh ke dalam dirinya sendiri dan menjadi jauh lebih panas.