Waspada Terjadi Gempa Bumi dan Tsunami, Ketua BMKG: Ini Bukan Terjadi Peningkatan, Tapi Lonjakan!

- 7 Oktober 2020, 12:24 WIB
Bangun Kesiapan Hadapi Tsunami di Masa Pandemi, BMKG Gelar IOWave20
Bangun Kesiapan Hadapi Tsunami di Masa Pandemi, BMKG Gelar IOWave20 /BMKG

LINGKAR KEDIRI – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan mengenai pentingnya pelatihan evakuasi gempa bumi dan tsunami, mengingat peningkatan secara drastis kejadian gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir.

"Kejadian gempa bumi sebelum tahun 2017 rata-rata hanya 4000-6000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200-an. Namun setelah tahun 2017 jumlah kejadian itu meningkat menjadi lebih dari 7000 kali dalam setahun. Bahkan tahun 2018 tercatat sebanyak 11.920 kali kejadian gempa. Ini namanya bukan peningkatan, tapi sebuah lonjakan," ucap Dwikorita, dalam pernyataan resminya pada Selasa (6/10/2020).

Baca Juga: Siap Hadapi Gempa Bumi dan Tsunami: Panduan Evakuasi Bisa di Download Disini

Pada Selasa 6 Oktober 2020, BMKG bersama dengan 24 negara lainnya, serentak melakukan IOWave20 yaitu kegiatan latihan mitigasi dan evakuasi dalam merespon sistem peringatan dini tsunami.

Kegiatan ini rutin dilakukan dua tahun sekali, dan diselenggarakan oleh Inter-governmetal Coordination Group atau Indian Ocean Tsunami Warning Mitigation System (ICG/IOTWMS)-UNESCO.

Dwikorita juga menyampaikan bahwa bencana gempa dan tsunami perlu diwaspadai, dikarenakan gempa bumi adalah potensi terbesar terjadinya tsunami. Dengan dasar tersebut, perlu diperkuat sistem mitigasi gempa bumi dan tsunami, karena hingga saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi mengenai kapan pastinya akan terjadi gempa bumi.

Baca Juga: Menghadapi Ancaman Tsunami di Selatan Pulau Jawa, Menristek: Kita Tidak Bisa Lari Dari Bencana

"Jadi intinya kita harus selalu waspada dan siap apabila sewaktu-waktu terjadi gempabumi dan tsunami. Inilah yang membuat kita harus selalu berlatih agar kita terampil dan cekatan, tidak canggung, tidak panik, dan tahu apa yang harus dilakukan seandainya terjadi gempabumi dan tsunami," lanjutnya.

Kepala BMKG tersebut juga menambahkan, Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami sudah mulai dibangun sejak tahun 2008 di Indonesia, ratusan jaringan sensor gempa bumi yang disertai dengan Internet of Things (IoT) telah dipasang, Super Computer dan Artificial Intelligent (AI), serta dilengkapi Pemodelan Matematis. Untuk memantau terjadinya gempa bumi dan memprediksi potensi terjadinya tsunami akibat dari gemba bumi tersebut.

Halaman:

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x