Cek Fakta: Benarkah Ratusan Santri Tak Sadar Usai Disuntik Vaksin Covid-19? Simak Faktanya

- 13 Januari 2021, 11:20 WIB
Hoaks vaksin Covid-19 membuat ratusan santri pingsan dan mual beredar di berbagai sosial media, salah satunya adalah Facebook.
Hoaks vaksin Covid-19 membuat ratusan santri pingsan dan mual beredar di berbagai sosial media, salah satunya adalah Facebook. /ANTARANEWS

LINGKAR KEDIRI - Beredar video yang menunjukkan narasi efek dari penyuntikan vaksin. Dalam video tersebut menunjukkan para santri yang tengah dalam kondisi tergeletak tak sadar.

Diketahui, video dengan narasi "RATUSAN SANTRI DISUNTIK VAKSIN LANGSUNG PINGSAN DAN MUAL" itu ramai beredar di jejaring media sosial.

Video yang menunjukkan cuplikan gambar berdurasi sekitar dua menit itu menunjukkan sejumlah laki-laki yang menggunakan sarung serta peci tampak terbaring di sebuah ruangan.

Baca Juga: Michelle Marah, Al Memaksa Andin Pulang, Sinopsis Ikatan Cinta, Rabu, 13 Januari 2021

Karena kondisinya yang lemas, maka banyak yang harus digotong rekannya untuk menuju ruangan.

Video itu juga sempat jadi perbincangan ramai di media sosial di Facebook dan kanal Youtube.

Mengutip ANTARA, narasi yang menyebutkan ratusan santri pingsan dan mual usai disuntikan vaksin dalam tayangan video itu merupakan hoaks.

Baca Juga: Donald Trump Resmi Diberhentikan dari Jabatan Presiden? Simak Beritanya

Hasil penelusuran mengatakan, video tersebut merupakan cuplikan gambar lama yang dimunculkan kembali dengan judul dan narasi yang direkayasa.

Diketahui, kejadian yang terekam dalam video itu merupakan peristiwa yang berlangsung pada 2018 dan dimuat oleh akun Youtube Jember 1TV pada 28 Februari 2018.

"Puluhan santri pondok pesantren di Kecamatan Jenggawah Jember pingsan karena dehidrasi usai disuntik vaksin difteri,  orangtua santri panik hingga berdatangan ke pondok pesantren tersebut," demikian keterangan yang dimuat Jember 1TV dalam kanal Youtube.

Baca Juga: TERBONGKAR! Nino Tahu Siapa Adik Aldebaran, Sinopsis Ikatan Cinta Rabu, 13 Januari 2021

Seperti diketahui sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin Covid-19 Sinovac pada 11 Januari 2021.

Dan vaksin ini juga telah menjadi vaksin pertama yang mendapatkan EUA di Indonesia.

Menurut keterangan Kepala BPOM Penny Lukito, hasil analisis vaksin bernama CoronaVac yang diuji klinis di Bandung itu menunjukkan efikasi sebesar 65,3 persen.

Baca Juga: Presiden Jokowi Disuntik Vaksin Hari Ini, BPOM: Efek Vaksin Bisa Bengkak hingga Diare

Di negara lain, hasil uji klinis di Turki menunjukkan efikasi 91,25 persen dan di Brasil sebesar 78 persen.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah