Proyek Besar Arab Saudi Jadi Tanda Kiamat yang Termuat di Hadits? Pelaksanaanya Telan Biaya 326 Triliun Rupiah

2 Mei 2021, 20:15 WIB
Ilustrasi hari kiamat.* /Sony Pictures

LINGKAR KEDIRI - Kiamat merupakan hal yang sudah pasti terjadi.

Namun, Kepastian kapan kejadian kiamat ini tidak seorang pun mengetahuinya.

Kendati demikian, Nabi Muhammad SAW memberikan petunjuk tanda-tanda apabila kiamat sudah dekat.

Baca Juga: Sebelum Sukses Arya Saloka Masuk Terawangan Mbak You Pria dengan Sosok Hitam Manis? Begini Ramalanya

Salah satu petunjuk tersebut termuat dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Hadits ini menyebutkan salah satu tanda kiamat adalah menghijaunya negara Arab Saudi.

Sebagaiman diketahui Arab Saudi merupakan negara yang memiliki daratan sebagian besarnya adalah gurun pasir.

Adapun Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim sebagaiman Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak akan tiba hari kiamat hingga tanah Arab kembai hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai.” (HR. Muslim kitab Az-Zakaah, bab Kullu Nau’in minal Ma’ruuf Shadaqah)

 

Negara Arab merupakan negara yang tergolong kering pada zaman Nabi hingga kini.

Hal demikian diakibatkan karen curah hujan di negara tersebut sangatlah rendah.

Kendati demikian, Kini arab Saudi beberap wilayah sudah terlihat hijau akibat tanaman maupun pepohonan.

Selain itu, Pemerintahanya juga melakukan penghijauan salah satunya fokus di kota Riyadh.

Adapun proyek penghijauan ini di sebut Green Riyadh yang menelan danasebesar 326 Triliun rupiah.

Baca Juga: Nikita Mirzani Sebut Amanda Manopo Numpang Tenar Sama Billy, Dirinya Beberkan Perjuangan Karirnya

Arab Saudi memiliki visi tahun 2030 yang isinya adalah peningkatan penggunaan teknologi modern.

Salah satu yang dijadikan proyek dalam visi ini adalah Green Riyadh.

Hal ini membuat kota di Arab Saudi akan semakin hijau.

Sangat kontras dengan kondisi Arab Saudi pada umumnya yang kita kenal, yakni yang kering dan gersang karena dikelilingi gurun pasir.

Proyek Green Riyadh ini tidak hanya diberlakukan di Riyadh. Beberapa kota lain yang terpilih juga dilibatkan.

Pada 2030 nanti, kota-kota ini ditargetkan memiliki komposisi area hijau sebanyak 9 persen, meningkat dari 5 persen.

Hal ini dianggap bisa menurunkan polusi udara sekaligus memberikan perlindungan bagi kota dari badai gurun yang dipenuhi pasir dan debu.

Arab Saudi kini berambisi untuk menjadikan kota Riyadh masuk ke dalam 100 kota besar dunia.

Proyek tersebut bernama Green Riyadh Project, yang akan mengubah wajah Ibu Kota Arab Saudi.

Green Riyadh Project adalah salah satu proyek penghijauan terbesar di dunia, baik dari sisi dana maupun wilayahnya.

Dalam proyek ini, 7, 5 juta pohon akan ditanam di seluruh fasilitas. Taman, masjid bahkan jalan pun akan dibebaskan beberapa ruas agar bisa ditanami pohon.

Baca Juga: Sosok Pria ini Ungkap Hal Mengerikan Akan Melanda Bumi: Diselimuti kegelapan, Terjunya Planet Hingga Kekacauan

Profesor Tanaman Hias, Kebun dan Area Hijau di King Saud University, Fahad Al-Mana mengatakan bahwa spesies pohon asli yang digunakan untuk proyek ini diantaranya Ziziphus spina-christi, Acacia gerrardii dan Prosopis cineraria. Ketiganya dikenal sebagai pohon ghaf.

Menurut Al-Mana, pohon-pohon itu dapat bertahan hidup dalam kondisi gurun yang keras dan akan tumbuh tanpa perawatan pertanian intensif.

“Sebagian besar spesies pohon yang digunakan dalam penanaman proyek Green Riyadh berasal dari lingkungan lokal yang berkembang baik dengan layanan dan perawatan pertanian yang rendah,” ujarnya.

Dikutip Lingkar Kediri dalam artikel yang sebelumnya pernah tayang di Lingkar Madiun dengan judul "Proyek Besar di Arab Saudi Tahun 2021 Ini Disebut Sebagai Bukti Tanda Kiamat? Begini Ulasannya", proyek visioner ini sempat diperdebatkan.

Hal ini dikarenakan menambah ruang hijau per kapita dari saat ini 1,7 meter persegi menjadi 28 meter persegi yang akan mencakup area seluas 545 kilometer persegi.

Tahap awal, sekitar 31.000 pohon akan ditanam di sepanjang 144 kilometer jalan utama, termasuk di samping jalan juga dibangun 100.000 semak untuk menambah esensi suasana.

Saat ini wilayah Al Majmal juga sudah menghijau, dimana kini petak-petak sawah bisa terlihat dan air sudah mengalir.

Baca Juga: Pergantian Presiden 2024, Denny Darko Terawang Sosok ini Gantikan Jokowi: Postur Kurus, Humble dan Merakyat

Bahkan suhu di sana cukup sejuk, di pagi hari di Al-Majmal suhu sekitar 20-30 derajat Celcius. Sedangkan di malamnya, berkisar antara 15 sampai 20 derajat Celcius.

Meskipun kini banyak menjadi daerah tujuan wisata, tidak sedikit orang yang merasa khawatir jika ini adalah salah satu dari tanda-tanda kiamat yang semakin dekat.***(Ika Sholekhah Putri/Lingkar Madiun)

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: Lingkar Madiun

Tags

Terkini

Terpopuler