LINGKAR KEDIRI - Denny Darko meramalkan nasib kedepan Komisi Pemberantasan Korupsi di Indonesia.
Ahli tarot ini diketahui seringkali meramal berbagai hal salah satunya kondisi politik dalam negeri.
Terbaru adanya Tes Wawasan Kebangsaan (TWk) dalam melakukan rekrutmen pegawai KPK dianggap melemahkan lembaga tersebut.
Baca Juga: Skenario Serang Gaza dan Palestina, Menteri Pertahanan Israel Siapkan 9000 Pasukan Cadangan
Anggapan tersebut beredar di masyarakat dengan dipecatnya 75 pegawai KPK akibat adanya tes tersebut.
Isu beredar bahwa 75 orang yang dipecat mempunyai integritas dan dedikasi tinggi untuk pemberantasan korupsi.
Dengan kejadian ini, sontak publik pun geger dan menjadikan perbincangan untuk mengkritik pemerinatah
Berkaitan dengan itu Denny Darko berkomentar tentang kondisi KPK hari ini dan kedepan.
Secara khusus, pakar magician Denny Darko pun turut memberikan respon terkait 75 pegawai KPK yang tidak memenuhi syarat Tes Wawasan Kebangasaan (TWK) tersebut melalui kartu tarotnya.
Sebelumnya mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah sempat mengomentari jajaran KPK bahwa KPK seharusnya bekerja menggunakan otak tidak menggunakan otot.
Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 15 Mei 2021, Reyna Trauma Aldebaran Tidak Terima, Tuntun Elsa Didepan Nino?
Denny Darko menjelaskan bahwa maksud dari pernyataan Fahri Hamzah adalah bahwa selama ini KPK lebih mengutamakan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dinilai sebagai kerja fisik.
“Selama ini KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan, tangkap sana-tangkap sini dan itu, kalau menangkap artinya kerja fisik, mereka tidak menggunakan otak dianggapnya seperti itu, karena lebih mengutamakan OTT dan akhirnya dari penangkapan itu tadi dan akhirnya terbukti,” jelas Denny.
Fahri Hamzah juga menilai bahwa kekuasaan KPK terlalu besar karena mendapat wewenang langsung dari Presiden.
Dikutip Lingkar Kediri dari artikelyang tayang di Lingkar Madiun dengan judul "Pakar Magician Sebut KPK Sebagai Lembaga Kebal Anti Peluru! Begini Kisahnya", Denny Darko pun menilai, karena hal tersebut akhirnya KPK bisa masuk kemana-mana dan menjadi sebuah lembaga yang disebut kebal anti peluru.
“Ini akhirnya, dia ini bisa masuk kemana-mana dan menjadi sebuah lembaga yang kebal atau anti peluru, nah ini yang jadi permasalahan,” ujarnya.
Denny Darko menjelaskan bahwa untuk menyelesaikan sebuah kasus korupsi atau tindakan yang dianggap merugikan negara maka harus diselesaikan dengan cara transaksional, tidak bisa langsung tangkap dan selesai.
Tak sedikit yang merasa ada kejanggalan terkait tidak lolosnya 75 pegawai KPK tersebut.
Banyak yang menilai bahwa tujuan dilakukannya TWK terhadap pegawai KPK hanyalah untuk menyingkirkan pegawai-pegawai potensial KPK yang bertentangan dengan pimpinan KPK saat ini.***(Ika Sholekhah Putri/Lingkar Madiun)