LINGKAR KEDIRI – Ramalan Jayabaya yang dibuat oleh Prabu Jayabaya, raja dari Kerajaan Kadiri cukup fenomenal karena sering terbukti kenyataannya.
Dilansir oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari kanal Youtube Aliqul Channel, keberadaan ramalan Jayabaya/ serat Jangka Jayabaya yang termaktub dalam Kitab Musasar sering diragukan keasliannya.
Namun, beberapa ramalan Jayabaya telah terbukti kebenarannya.
Ada beberapa yang terbukti, seperti Majapahit, kerajaan terbesar di Nusantara akan segera hancur, penjajahan Belanda, hingga penjajahan Jepang.
Lalu akan adanya Pesawat terbang di masa depan, dan Jawa berkalung besi, yaitu adanya rel kereta api yang menjadi jalur transportasi kereta api.
Selain itu, Jayabaya juga meramalkan tentang siapa saja pemimpin yang akan menata negara Indonesia ini.
Jayabaya menyebutnya dengan ramalan Notonegoro (No-To-No/ Ne-Go-Ro).
Ramalan ini selain menyebutkan inisial siapa yang memimpin bangsa Indonesia, juga memiliki makna apa itu pemimpin.
‘Noto’ artinya menata, dan ‘Negoro’ yang artinya Negara. Jadi, pemimpin Indonesia adalah orang yang akan menata atau mengatur Negara Indonesia ini.
Beberapa pemimpin bangsa yang termasuk dalam inisial ini adalah Soekarno dari ‘No’, Soeharto dari ‘To’, Susilo Bambang Yudhoyono dari ‘No’, dan Joko Widodo, yang dulu waktu kecil bernama Mulyono dari ‘No’.
Bj Habibie, Gus Dur, dan Megawati tidak termasuk karena tidak penuh dalam memimpin atau tidak memimpin dalam satu periode penuh, atau bisa dibilang memimpin di masa transisi.
Lalu, siapa yang akan menjadi pemimpin setelah Jokowi, dan berakhiran huruf ‘Ga/Go’ dalam aksara Jawa?.
Dua nama yang saat ini diisukan atau digadang-gadang akan maju dalam Pilpres 2024 adalah Gatot Nurmantyo dan Ganjar Pranowo.
Keduanya memiliki nama ‘Ga/Go’ dalam aksara Jawa. Keduanya memiliki beragam prestasi, dalam memimpin daerah ataupun pasukan tentara.
Namun untuk sebuah ramalan, walaupun beberapa terbukti nyata di sebelumnya, tidak ada yang bisa memastikan apakah selanjutnya akan benar terjadi atau tidak.
Ramalan Jayabaya adalah sebuah mitos yang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa.***