LINGKAR KEDIRI – Primbon sebagai budaya kelahiran dan perkembangannya tidak bisa dilepas dari pengaruh islam di Nusantara, khususnya Pulau Jawa.
Primbon banyak mengambil nilai-nilai islam dengan unsur hindu dan budha yang masih melekat.
Mulanya primbon hanya diturunkan pada lingkungan keluarga keraton. Pada abad ke-20 primbon mulai dicetak dan diedarkan secara luas.
Baca Juga: Inilah Alasan Amanda Manopo Meluncurkan Bisnis Baru Produk Kecantikan Kulit
Baca Juga: Dampak kerugian Cuaca Ekstrem NTT, Lebih Dari 8.000 Warga Melakukan Pengungsian
Saat ini primbon kerap dijadikan masyarakat untuk mencari hari baik dalam melakukan pernikahan atau yang lainnya.
Hari baik yang terdapat dalam primbon ini biasa dijadikan langkah dasar dalam melakukan suatu usaha manusia.
Pada zaman dulu primbon sangat diyakini lantara primbon didasarkan kelahiran manusia. Sementara kelahiran setiap bayi sangat dipengaruhi oleh alam semesta.
Baca Juga: Inilah Alasan Amanda Manopo Meluncurkan Bisnis Baru Produk Kecantikan Kulit