Kisah Nyata Curahan Hati Nery, Anak Korban KRI Nanggala 402: Wanita Kuat Didikan Seorang Prajurit!

- 30 April 2021, 14:20 WIB
 Beredar kisah pilu nery anak dari awak KRI Nanggala 402.*
Beredar kisah pilu nery anak dari awak KRI Nanggala 402.* /Instagram

 

LINGKAR KEDIRI – Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn), Gatot Nurmantyo turun menyampaikan belasungkawa terkait tragedi tenggelamnya kapal selam Nanggala 402.

Gatot Nurmantyo juga membagikan sepenggal cerita kesaksian Nery sebagai anak dari korban KRI Nanggala 402.

Gatot mengatakan bahwa Nery tidak hanya pencerita yang baik. Tetapi anak yang hebat dan juga pribadi yang kuat.

Baca Juga: Mahfud MD Beberkan Alasan Pemerintah Tetapkan KKB dan Organisasi Sejenis di Papua Sebagai Teroris

SELAMAT BERTUGAS PRAJURIT

BY Nery.

Berita tentang hilangnya kapal selam Nenggala 402 sejak kemarin, membuat berkecamuk semua rasa kami.

Ya, salah satu awak kapal itu adalah ayah kami, yang pamit bertugas hanya seminggu, namun di hari ketiga di kabarkan loss contac.

“Ya Allah, tolong ya Allah, butuh keajaibanmu” gumam adik perempuanku yang tak lepas dari TV dan memantau lewat sosial media.

“Eh jgn bilang tenggelam dulu dong, jangan menyerah dong, carii, cari terus” histerisnya adik lelakiku penuh emosi.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 30 April: Mama Sarah Jebak Elsa, Ibu dan Anak Saling Serang

Aku sebagai anak perempuan tertua menahan semuanya, tidak ikut emosi walau air mata tak bisa terhenti.

Tanggung jawabku memastikan keadaan rumah terkendali, terutama ibuku, sesuai pesan ayah yang selalu di ulang-ulang.

“Saat ayah bertugas, kondisi rumah menjadi tanggung jawabmu, bantu bunda untuk menjalankan hari selama ayah bertugas, kamu anak pertama, tugas ini memang untuk kamu, walaupun kamu perempuan, maka jadilah perempuan yang kuat, adikmu boleh menyerah, tapi kamu tidak boleh menyerah jika masih bisa berdiri.”

Hari-hari biasa kudengar petuah itu layaknya kaset yang di ulang-ulang terus sebulan 2 sampai 3 kali setiap mau bertugas beberapa hari.

Dan akan lebih lama petuah itu jika ayah akan bertugas sebulan lebih.

Dan kemaren petuah itu tidak lebih lama, namun sebelum masuk mobil ayah kembali dan menghampiriku, memegang pundakku, dan berkata “ingat tanggung jawabmu, menjaga semua menjadi baik-baik saja, walau dalam keadaan tidak baik”
Hanya kujawab dengan anggukan, karena ku pikir “apaan sih ayah, tugas cuma seminggu aja”

Namun ternyata tidak seperti biasanya, ayah berlayar tanpa khabar.

Sejak di nyatakan hilang, ibuku menangis tapi tidak histeris, berdiam diri di kamar, di atas sajadah, terus merapalkan doa.

Kuhampiri saat berbuka puasa, kupastikan ibu baik-baik saja.

Ingin rasanya berteriak, namun sesuai pesan ayah, aku tidak boleh, aku harus menjalankan tugas ayah.

Dan saat pimpinan tertinggi menyatakan “On enternal patrol”

Adikku menjerit, histeris, aku bingung, aku kwatir, harus bagaimana, ibuku namun saat mau kubuka pitu kamar, ibu keluar dan meminta kami duduk tenang.

Baca Juga: Nekat Mudik! Denny Darko Ramal Akan Ada Kabar Duka: Rekor Kematian Tinggi

“Dulu saat ayah mau meminang bunda, ayah ragu, karena dia tahu tugasnya yang akan membuat beliau akan sering meninggalkan bunda, namun kami saling cinta, suatu saat ayah bilang ‘jadi tentara adalah takdirku, dan mencintaimu juga takdirku, tapi jika kamu tak sanggup akan takdirku, baiklah akan ku ikhlaskan, maaf saya lebih memilih menjadi tentara daripada menjadi pasangan yang tidak siap menjadi istri tentara’
Lalu bunda jawab ‘menjadi tentara adalah takdirmu mas, dan menjadi istri tentara adalah takdirku, aku siap’
Benar saja, ayah pernah bertugas hitungan bulan sampai setahun lebih, bunda mengambil alih tugas ayah, benerin genteng, menambal rumah, bahkan hanya adik galang yang lahir ditungguin ayah, tidak untuk anak pertama dan kedua bunda, bunda urus anak sendiri, bunda lakukan semua hal saat ayah bertugas, namun bunda jadi ratu saat ayah di rumah, itulah ayah kalian yang tegas dan garang di medan laga, namun sangat lembut dirumah, coba ingat pernahkah sekalipun ayah membentak kalian? Kalian masih ingatkan saat ayah marah sekali, hanya sorot matanya yang tajam, gerahamnya mengeras, lalu pergi meninggalkan kalian, ayah masuk kamar, dan diam.
Saat amarah sudah reda ayah keluar mencoba senyum dan berbicara. Itulah ayah.”

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan 30 April 2021, Leo Tingkatkan Imunmu , Virgo Cobalah Nikmati Waktu Santaimu

Air mata ini telah menganak sungai saat bunda berbicara dari hati dan dengan hati-hati. Kami diam, walau terisak. Kemudian bunda melanjutkan petuahnya.

“sekarang ayah sedang bertugas, menjaga samudra negeri ini, walau tak akan pulang, jangan bersedih, ini takdir, ikhlaskan, layaknya kita melepas ayah bertugas seperti biasanya, namun kali ini tugas ayah lebih berat, butuh dukungan dan doa kita untuk tugas ayah, pastikan kita semua mengingat dan menjalankan tugas-tugas yang diberikan ayah”

Teringat semua tugas yang ayah berikan kepada kami, baik yang di dengar semua atau diberikan satu per satu.

“sekarang mari kita hormat, lalu ambil wudhu dan kita laksanakan sholat gaib” perintah bunda, wanita kuat didikan seorang prajurit. Kami semua mengadap televisi yang sedang menayangkan gambar-gambar kapal yang di naiki ayah. Bunda memimpin penghormatan kami “Hormat Graak.”

“Selamat bertugas prajurit, jangan khawatirkan kami, kami baik-baik saja, jika masih ada dermaga maka bersandarlah, dan jika dermagamu adalah surga maka tunggu kami di dermaga itu, selamat bertugas.”

Suara purau bunda membuat isak tangis dan gemetar dalam penghormatan kami. Lalu kami mengambil wudhu untuk lakukan sholat gaib.

Saya kira kami akan sholat gaib sendiri-sendiri. Namun tidak. Galang, adik kamu paling kecil, yang salama ini kami kenal bandel dan olokan, karena bontot dan lelaki sendiri, telah berdiri menempatkan dia sebagai imam.

Baca Juga: Lebih Baik dari Seribu Bulan, Berikut Tanda-tanda Datangnya Malam Lailatul Qadar yang Perlu Anda Ketahui

“Luruskan shaf, saya mendapat tugas dari ayah untuk menjadi imam, menjadi muhrim dan menjaga kehormatan kakak dan bunda, karena saya lelaki sendiri, saya sebenarnya pemimpin setelah ayah, namun saya kira saya belum siap, tapi kini saya siap tidak siap harus menjalankan tugas ayah, bunda, kakak, tolong bimbing saya untuk menjalankan tugas ini.”

Kata-kata pemimpin baru di rumah ini membuat derai air mata bercampur senyum yang keluar bersamaan.

Dan kami bertiga mengangguk pasti. Sholat gaib berjalan dengan penuh ikhlas. Selamat bertugas prajurit kami akan melaksanakan tugas dari Anda. sampai bertemu di dermaga kelak.

Narasi Nery.***

Editor: Zaris Nur Imami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah