Network
LINGKAR KEDIRI – Ramalan Jayabaya bukan lagi hal asing bagi semua orang.
Ramalan Jayabaya ini telah ada ratusan tahun yang lalu dan masih digunakan hingga saat ini.
Ramalan Jayabaya dibuat oleh raja dari Kerajaan Kediri yakni Prabu Jayabaya.
Beberapa ramalannya telah terbukti seperti hancurnya kerajaan besar di Nusantara, adanya pesawat di masa depan dan lain sebagainya.
Prabu Jayabaya identik dengan ramalannya terkait masa depan suatu bangsa.
Salah satunya mengenai kejadian yang berada di Pulau Jawa.
Dikutip oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Aliqu Channel pada 6 Juni 2021.
Baca Juga: Terbongkar Sifat Asli Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar, Begini Penjelasan Ahli Fisiognomi
Sebelumnya, ada yang mengatakan bahwa Pulau Jawa dan Sumatra dulunya adalah satu kepulauan.
Lantara masih satu wilayah, pada zaman dulu masyarakat menyebutnya ‘Sunda Besar’.
Bukti ini diberkuat dengan adanya kisah sejarah yang telah turun temurun.
Jawa dan Sumatra terpisah karena beberapa hal seperti meletusnya gunung krakatau pada 1883 yang mampu membuat dunia menjadi gelap karena abu vulkanisnya.
Masyarakat mengaitkan dengan ramalan Jayabaya dan menganggap peristiwa ini sebagai bentu realisisasinya.
Namun ternyata, ada ramalan Jayabaya yang berbunyi “nugel tanah Jawa kaping pindho” yang berarti mematahkan tanah jawa untuk kedua kalinya.
Kali ini kunci dari dari ramalan tersebut terletak pada Gunung Slamet yang berada di Jawa Tengah ini.
Jika dilihat secara geografis, letak gunung slamet berada tepat di tengah-tengah Pulau Jawa. Baik dari arah selatan ke utara atau barat ke timur.
Baca Juga: Mengerikan! Roket China Long March B5 Meledak dan Terbakar Jatuh ke Bumi, Tepatnya di Maladewa
Menurut mitos yang beredar, apabila gunung slamet meledak maka Pulau Jawa akan benar-benar terbelah dan ramalan Jayabaya akan terbukti.
Mitos memang sulit dipercaya secara langsung tanpa pembuktian yang masuk akal.
Tetapi jika dilakukan analisis kecil, selain letak gunung slamet, juga ada pengaruh dari letak Indonesia yang berada di jalur cicin api pasifik.
Jalur ini rentan terjadi letusan gunung api.
Baca Juga: Ma’ruf Amin Setujui Dana Haji Bisa Digunakan untuk Proyek yang Dikerjakan Pemerintah
Gunung yang semula bernama gunung agung ini tidak tanpa alasan menggantinya dengan nama gunung slamet.
Nama tersebut berarti doa yakni doa selamat.
Terkait kebenaran akan peristiwa tersebut, hanya Tuhan yang tahu.***
