Pada penghujung kejayaan kerajaan Majapahit bersamaan dengan berkembangnya agama Islam di tanah Jawa, sang pangeran Raden Patah mendirikan kesultanan di Demak.
Raja terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V pergi menyingkir hingga penghujung timur pulau jawa, yang didampingi dua abdinya yakni Sabdo Palon dan Noyo Genggong.
Baca Juga: Ternyata Lampor Atau Keranda Terbang Pernah Muncul di Tahun 1960an, Begini Penampakan dan Wujudnya
Sunan Kalijaga anggota wali songo termuda penasihat Raden Patah yang ikut mengislamkan tanah Jawa menyusul sang Prabu Brawijaya ke Blambangan.
Sunan Kalijaga membujuk sang Prabu untuk kembali ke Istana Majapahit dan tetap menjadi sesepuh yang dihormati.
Dialog yang alot atara Sunan Kalijaga dengan Prabu Brawijaya V tidak berhasil membujuk sang Prabu kembali, namun berhasil meyakinkan Prabu Brawijaya V untuk memeluk agama Islam.
Baca Juga: Angin Duduk Atau Angin Rihul Ahmar Sebbakan Kematian Mendadak, Begini Gejala Dan Penjelasanya
Prabu Brawijaya V mengajak abdinya Sabdo Palon untuk ikut memeluk agama Islam, Sabdo Palon kecewa dengan Sang Prabu yang bersedia memeluk agama Islam dan dia menolak untuk ikut memeluk agama Islam.
Sabdo Palon mengingatkan sang Prabu Brawijaya V bahwa dia, Sabdo Palon adalah pemomong para Raja di tanah Jawa.
Sudah 2000 tahun lebih 3 tahun dia hidup dan menjadi pemomong para Satria Jawa hingga menjadi Raja ganti berganti.