Kediri Masih Jadi Penyumbang Produk Domestik Regional Bruto Terbesar di Jawa Timur, UMKM Banjir Pesanan

- 8 April 2022, 09:15 WIB
Pegiat UMKM di Kediri yang mengalami lonjakan pemesanan madumongso
Pegiat UMKM di Kediri yang mengalami lonjakan pemesanan madumongso /antara/

LINGKAR KEDIRI - Kota Kediri akhirnya mengalami pertumbuhan ekonomi. Hal ini disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

BPS mengungkapkan data pertumbuhan ekonomi Kota Kediri tahun 2021 mengalami kenaikan sebesar 2,50 persen dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Kepala BPS Kota Kediri Lilik Wibawati, Kamis, mengatakan jika Pemkot Kediri telah berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi dari tahun sebelumnya yang terkontraksi minus 6,25 persen. 

Baca Juga: Invasi Rusia ke Ukraina, Jerman Nekat Beli 140 Drone Bersenjata Heron TP dari Israel, Ada Apa?

"Ini menggambarkan perekonomian di Kota Kediri sudah mulai menggeliat dan mengalami pertumbuhan," katanya.

Kota Kediri tetap menjadi penyumbang terbesar kelima terhadap PDRB Provinsi Jawa Timur. Kota Kediri turut berkontribusi sebesar 5,76 persen terhadap PDRB dengan besaran nominal Rp2.454,50 triliun.

Ia juga menambahkan pertumbuhan terjadi pada hampir semua sektor usaha seperti perdagangan besar-eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 9,81 persen.

Disisi lain, banyak pelaku UMKM di Kediri yang mengalami high order. Sehingga hal ini disinyalir salah satu penyebab PDRB mengalami kenaikan.

Adalah [rodusen madumongso di Kabupaten Kediri, banjir pesanan saat Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 2022.

Baca Juga: Anti Lapar di Bulan Puasa Ramadhan, Sahur Cukup Makan Ini Saja, Ini Tips Sehat Puasa

Binti Solikhah, pemilik usaha jajanan madumongso di Desa Jatirejo, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri mengaku saat ini untuk proses pengolahan bahan menjadi jajanan madumongso terus dikebut. 

"Kalau saat ini sudah lebih dari 1 kuintal membuat madumongso. Kalau hari-hari biasa kurang dari itu," kata Binti Solikhah di Kediri, Kamis.

Untuk membuat madumongso, Binti mengaku menggunakan resep turun temurun. Ketan juga dicampur antara yang hitam dan putih, sehingga hasilnya bagus.

Setelah dibersihkan dikukus dan dibuat menjadi tapai dan beberapa hari kemudian baru bisa diolah.

Baca Juga: Kehancuran Meluas, Mariupol Menderita, 210 Anak Dilaporkan Tewas, Kremlin: Bukan Tanggung Jawab Kami

Olahan itu kemudian dicampur dengan santan, gula dan dimasak di api hingga matang. Setelah masak, baru ditaruh di loyang, menunggu dingin dan siap untuk dibungkus.  

Madumongso dijualnya dengan harga terjangkau. Untuk bahan madumongso dari ketan putih dijual seharga Rp60 ribu per kilogram, yang ketan hitam Rp70 ribu per kilogram dan yang bungkus warna warni seharga Rp85 ribu per kilogram.  
 
Binti mengatakan bisnis olahan beras ketan ini awalnya tidak direncanakan. Ia terinspirasi dari saat bepergian ziarah wali yang selalu ada oleh-oleh jajanan, seperti kue dodol dan selalu laris. 

Ia kemudian membicarakan hal itu dengan anaknya dan justru didorong untuk membuat usaha ini. Hingga kini, usaha ini sudah digelutinya tiga tahun.

Baca Juga: Rela Tumbang dari Real Madrid, Thomas Tuchel Bongkar Peluang Ini Untuk Chelsea Masih Tetap Lanjut

Binti mengatakan, awalnya ia uji coba pasar dengan membuat madumongso yang diberi merek "Madumongso Bu Binti". Ternyata, madumongso yang dibuatnya mendapatkan sambutan positif, hingga ia akhirnya memutuskan menekuni usaha itu.

Produk utama yang dibuatnya adalah madumongso. Produk ini dibuat karena masa kedaluwarsa yang relatif lebih lama. 

Saat Ramadhan ini, dirinya hingga menambah jumlah pekerja. Kini, dirinya dibantu hingga 20 orang pekerja, lebih banyak ketimbang jumlah pekerja di hari biasa.

Halaman:

Editor: Haniv Avivu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x