Cek Fakta: Ditengah Pandemi Presiden Jokowi Malah Beli Mobil Dinas Seharga Rp12 Miliar, Begini Faktanya

- 3 Agustus 2021, 17:45 WIB
benarkah Presiden Jokowi beli mobil dinas baru seharga Rp12 Miliar saat ditengah pandemi Covid-19? Begini faktanya.
benarkah Presiden Jokowi beli mobil dinas baru seharga Rp12 Miliar saat ditengah pandemi Covid-19? Begini faktanya. /Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

LINGKAR KEDIRI – Beredar kabar yang mengklaim bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) membeli mobil dinas baru saat pandemi Covid-19 di Indonesia.

Disebutkan juga bahwa harga mobil dinas baru Presiden Jokowi itu mencapai angka Rp12 Miliar.

Kabar yang beredar di media sosial Facebook itu menyebut bahwa mobil dinas baru Presiden Jokowi merupakan mobil keluaran ercedes Benz Pullman Guard S600 Guard.

Baca Juga: Cek Fakta: Viral 3 Elite Global Luncurkan Daftar Varian Corona yang Direncana, Salah Satunya Dirilis Pada 2022

Kabar yang beredar berisikan narasi sebagai berikut.

Katanya ini foto editan / hoax, bs jg bener hoax, tp mobil Mercy Pullman Guard S 600, dgn harga berkisar 12 M ini bkn hoax.

Ini mobil dinas presiden yg baru, yg katanya si presiden tersebut adalah presiden yg ngerakyat. Dibeli thn 2020 saat pandemi copid dimana banyak rakyat yg hidupnya pd susah,” sebagaimana yang dilansir LINGKAR KEDIRI dari laman Kominfo.

Baca Juga: Cek Fakta: Kondisi Habib Rizieq Semakin Memprihatinkan hingga Mengalami Lumpuh Total, Begini Faktanya

Lantas benarkah Presiden Jokowi beli mobil dinas baru seharga Rp12 Miliar saat ditengah pandemi Covid-19? Begini faktanya.

Dilansir dari laman resmi Kominfo, klaim yang mengatakan bahwa mobil dinas baru Presiden Jokowi dibeli di tengah pandemi Covid-19 adalah tidak benar.

Faktanya, mobil tersebut sudah dipesan sejak tahun 2019 dan tiba di Indonesia pada 8 Januari 2020.

Baca Juga: Ahli Beberkan 5 Cara Mengatahui Sistem Kekebalan Tubuh, Salah Satunya dengan Melakukan Hitung Darah

Pada saat mobil itu tiba di Tanah Air, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengumumkan pandemi Covid-19.

Berdasarkan analisa di atas, maka dapat disimpulkan bahwa klaim yang beredar adalah hoaks.

Hal ini termasuk ke dalam fabricated content di mana 100 persen isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan.***

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah