LINGKAR KEDIRI - Dengan erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu, 4 Desember 2021, ada sejumlah aliran kepercayaan yang mengaitkannya dengan ramalan Raja Jayabaya.
Saat erupsi Gunung Semeru terjadi, banyak video amatir yang viral di media sosial, terlihat ketakutan masyarakat atas amuk Gunung Semeru tersebut, hingga berlarian mencari tempat yang lebih aman.
Dampak erupsi Gunung Semeru tersebut, mengakibatkan kerugian materi sangat besar, karena banyak rumah dan lahan yang rusak cukup serius.
Erupsi Gunung Semeru sudah beberapa kali terjadi, pernah terjadi sangat besar pada 200 tahun lalu tepatnya 8 November 1818.
Kemudian, Gunung Semeru kembali erupsi pada 2 Februari 1994 lalu dan pada tahun 2000-an terjadi 8 kali letusan.
Dan letusan besar terjadi pada Natal 2002. Kemudian pada 1 Desember 2020, Gunung Semeru kembali meletus diikuti guguran awan panas dari puncak, dengan jarak luncur 2 kilometer hingga 11 kilometer.
Kali ini Gunung Semeru kembali erupsi jelang akhir tahun 2021, dan dengan kejadian erupsinya Gunung Semeru kali ini, banyak mengaitkannya dengan ramalan Raja Jayabaya.
Diketahui dari berbagai sumber, Jayabaya adalah Raja dari Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar abad ke-12 adalah visioner yang unggul.
Dari kitab Jangka Jayabaya, pada bait ke-164 Raja Jayabaya mengucapkan bahwa suatu saat Pulau Jawa akan terbelah menjadi dua.
Ramalan Raja Jayabaya tersebut, dengan erupsinya Gunung Semeru kali ini banyak yang meyakini mitos Jawa terbelah akan terjadi.
Baca Juga: Usai Gunung Semeru Meletus Akan Diikuti Terbelahnya Pulau Jawa, Jika Benar Ramalan Jayabaya Terwujud
Dan banyak masyarakat yang meyakini jika ramalan Raja Jayabaya selalu terbukti. Dan satu hal yang terbukti adalah masa menjelang perang kemerdekaan yakni saat Pulau Jawa dijajah Jepang.
Saat itu, ramalan Raja Jayabaya mengatakan bahwa Indonesia akan dijajah seumur jagung (3,5 bulan) yang dimaknai dijajah 3,5 tahun.
Kemudian yang kembali viral adalah mitos Pulau Jawa yang akan terbelah. Akan tetapi, dalam ramalan tersebut kuncinya adalah Gunung Slamet meletus.
Konon jika Gunung Slamet meletus dahsyat, maka pertanda Pulau Jawa akan terbelah dua.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya: Gunung Semeru Meletus, Gunung Slamet Meletus dan Pulau Jawa Akan Terbelah
Terdapat 5 mitos yang terkait dengan Gunung Semeru yang dipercayai oleh masyarakat. Ditambah dengan adanya sejumlah ranu atau danau di sekitar Gunung Semeru seperti Ranu Pane, Ranu Kumbolo, dan Ranu Regulo yang memiliki mitosnya tersendiri.
Dikutip Lingkar Kediri dari pikiran-rakyat.com yang merangkum dari berbagai sumber, berikut adalah 5 mitos Gunung Semeru:
Baca Juga: Terbukti, Ramalan Jayabaya Tentang Membelah Pulau Jawa Jadi Dua, Berikut PenjelasannyaBaca Juga: Terbukti, Ramalan Jayabaya Tentang Membelah Pulau Jawa Jadi Dua, Berikut Penjelasannya
- Paku Pulau Jawa
Ada sebuah legenda dalam kitab kuno abad ke-15 yang menyebutkan bahwa Pulau Jawa dahulu kala mengambang di lautan dan terombang-ambing.
Kemudian, para Dewa memutuskan untuk menancapkan Pulau Jawa dengan paku yakni Gunung Semeru.
Dalam kitab tersebut, Gunung Semeru dibawa dari India oleh Dewa Wisnu dan Dewa Brahma.
Baca Juga: Ngeri, Keanehan Gunung Semeru yang Mendadak Meletus, Diduga Berkaitan Dengan Ramalan Jayabaya
- Mbah Dipo Juru Kunci (Kuncen) Gunung Semeru
Mbah Dipo diketahui adalah juru kunci (kuncen) di Gunung Semeru dan Mbah Dipo telah meninggal dunia pada 2005.
Masyarakat sekitar Gunung Semeru percaya bahwa Mbah Dipo memiliki keahlian menangkap pesan dari makhluk tak kasat mata di Gunung Semeru.
Dan mitos menyebutkan kalau Gunung Semeru meletus, disarankan untuk pergi ke arah sungai, jangan ke arah Gunung Sawur.
- Misteri Kawasan Kelik
Kawasan Kelik adalah lokasi di mana terletak beberapa batu sebagai semacam "nisan" orang-orang yang meninggal dunia di Gunung Semeru.
Salah satunya milik Soe Hok Gie, yang mana di kawasan Kelik para pendaki sering mengalami kesurupan oleh roh manusia atau roh binatang.
- Tanjakan Cinta
Mitos paling populer di Gunung Semeru yakni adanya Tanjakan Cinta yang mana tanjakan yang tak terlalu curam ini memiliki mitos yang dikaitkan dengan kisah percintaan.
Jika pendaki yang berjalan melewati Tanjakan Cinta tanpa istirahat dan tidak menoleh ke belakang, maka kisah cinta yang diharapkan akan terkabul.
Sebaliknya, jika pendaki beristirahat dan menoleh ke belakang saat berada di Tanjakan Cinta, maka kisah percintaannya akan mengalami hambatan.
- Dewi Penunggu Ranu Kumbolo
Ada sebuat mitos yang menyebutkan bahwa ada seorang dewi yang menyerupai seorang wanita yang kerap muncul dengan mengenakan pakaian kebaya kuning dan kemunculannya ditandai dengan kepulan asap saat bulan purnama datang di Ranu Kumbolo.***