LINGKAR KEDIRI - Wacana pemindahan ibukota Jakarta ke Pulau Kalimantan sudah terdengar sejak beberapa tahun yang lalu.
Selain itu, adanya pemindahan ibukota tersebut agar terjadinya pemerataan penduduk di Indonesia.
Baca Juga: Kakak Laura Anna Ungkap Kronologi Sebelum Meninggalnya Sang Adik, Wajah Membiru hingga..
Dilansir LINGKAR KEDIRI dalam kanal YouTube Channel @Denny Darko, pada 17 Desember 2021.
"Menurut hasil survei tahun 2015, semakin bertambah jika pada tahun ini, berdasarkan survei penduduk 56 persen penduduk Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa, artinya 150 juta penduduk di pulau Jawa dari 240 total penduduk," tutur Denny Darko.
Baca Juga: Kabar Duka, Anak Indigo Ramalkan Ada Selebgram Meninggal Dibunuh pada Tahun 2022, Begini Pesan Tigor
Jika melihat survei tersebut, suatu hal yang wajar apabila ibukota yang sebelumnya di pulau Jawa dipindahkan ke Kalimantan.
"Sedangkan Kalimantan di mana destinasi, hanya 15 persen penduduk di mana pulau yang sebenarnya itu, apabila ada perpindahan ibukota, semoga pemerataan penduduk bisa dilakukan dengan tepat," tutur Denny.
Baca Juga: Usai Disumpah Yosef, Yoris dan Danu Mengaku Berperan Dalam Pembunuhan?
Denny Darko pun juga menuturkan, akan tetapi, disini ada satu hal menjadi polemik, adanya hembusan kabar bahwa ternyata perpindahan ibukota hanya sekedar wacana isapan jempol.
Hal ini dilakukan oleh beberapa orang yang menentang pemerintah, ini adalah sebuah pengalihan rencana pemerintah, dimana Jakarta nanti, atau Jabodetabek akan diubah namanya menjadi the new Jakarta.
Baca Juga: Pulau Jawa Akan Terbelah Menjadi Dua, Bukan Karena Meletusnya Semeru, Tapi Gunung Ini
"Mungkin seperti New York," tutur Denny Darko.
Mungkin bertujuan seperti memisahkan Jakarta seperti pulau yang terpisah, seperti Singapura.
Baca Juga: Payroll Software Menjadi Pilihan Perusahaan yang Ingin Berdikari Dibidang Teknologi
"Dan ini mengemukakan sebuah dalih, sehingga perlahan-lahan akan terlepas dari Indonesia memiliki kedaulatannya sendiri," tutur Denny Darko.
Denny Darko juga menjelaskan, ini semua dilakukan karena adanya ketakutan pengaruh dari negara China.
Dimana negara China yang berusaha melakukan politik luar negeri.***