LINGKAR KEDIRI- Ramalan Jayabaya yang ditulis ulang oleh Ranggawarsita sarat dengan pertanda datangnya kekacauan yang sudah kita rasakan saat ini. Berawal dari era Orde Baru sudah dijelaskan bahwa "nonton ludruk ora kena ngguyu". Artinya, menyaksikan pertunjukkan ludruk tetapi tak boleh tertawa.
Kemudia ramalan mengenai kondisi perekonomian Nusantara juga dituliskan "saiki celengan wesi, mengko celengan gaib yang artinya pada zaman sekarang tidak bisa lagi mengandalkan “celengan besi” berupa brankas atau safety deposit box.
Semua bisa dicuri dalam waktu sekejap oleh maling-maling pintar, hingga waktu krisis ekonomi melanda banyak orang kehilangan kekayaan tanpa dia sadari. Deposito rupiah menyusut drastis karena kurs dolar melonjak atau inflasi tinggi.
Baca Juga: Lengkap! Berikut Arti Mimpi Seputar Ular, Salah Satunya Tanda Ada yang Naksir
Baca Juga: Hati-hati! Kenali Tanda Fisik Wanita yang Suka Berzina, ini Penjelasannya Menurut Primbon
Baca Juga: Nissa Sabyan Diruding Pelakor, Istri Ayus Tutupi Perselingkuhan Selama 2 Tahun
Sedangkan makna celengan gaib rupanya mengacu pada simpanan berbentuk valuta asing (dolar) yang bersifat gaib karena bisa berlipat ganda nilainya dalam sekejap.
Tnggginya inflasi dan suku bunga telah diramalkan bahwa "akeh wong nyambut gawe tanpa opah" yang artinya bayaran pegawai negeri dan swasta habis nilainya akibat digerogoti inflasi.
Ada pula ramalan yang berbunyi "landa cina keblubuk barang kadung musna" yang artinya belanda dan cina terperosok dan barangnya terlanjur hilang dan musnah. Ungkapan tersebut mengungkap bahwa banyak orang etnis Cina yang terperangkap dalam situasi kacau di Indonesia.
Baca Juga: Daerah Sulit Akses Internet Diizinkan Belajar Tatap Muka Oleh Mendikbud, Begini Ulasannya
Baca Juga: Hore! Program Kartu Prakerja Akan Berlanjut, Berikut Informasi Lengkapnya
Baca Juga: MENGERIKAN! Buku Kontroversial ini Telah Membunuh 1.000 Orang Bayi, Kok Bisa? Begini Kisahnya
Etnis Cina menderita akibat kerusuhan massal yang meletus di berbagai tempat dan selalu menjadi objek penjarahan. Sementara di negeri Barat berpotensi untuk kehilangan harta bendanya.
Jika krisis tidak berakhir dan Indonesia terjatuh di lembah krisis yang lebih dalam sehingga mengundang munculnya rezim fasis. Ratusan miliar utang luar negeri bisa hangus seketika dan sebagian besar utang tersebut datang dari bank-bank di negara Barat.***