Network
LINGKAR KEDIRI - Dalam ilmu kejawen, arti suatu peristiwa yang terjadi pada hari tertentu dapat diramal dengan menelah setiap kejadian peritiwa tersebut dalam satu siklus kalender tradisional.
Salah satu metode peramalan yang dipercaya orang jawa, dapat kita lihat dari sistem kelahiran Jawa yang disebut weton atau wetonan.
Perhitungan weton sering kali dilakukan untuk menghitung kecocokan jodoh, memprediksi rezeki atau keberuntungan hingga membaca watak seseorang.
Baca Juga: Kode Redeem FF Terbaru 3 April 2021, Dapatkan Hadiah Bundle Langka Gratis Sebelum Kehabisan
Weton dianggap sebagai bagian yang sangat penting dan turun menurun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa.
Selain itu, adanya weton sering kali digunakan sebagai masyarakat Jawa dalam menilai sifat dan karakter seseorang. Setiap weton memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Dikutip oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari kanal YouTube Abah Ramdhoni pada 3 April 2021.
Baca Juga: Dimas Ahmad Ternyata Pernah Dibegal Saat Masih Susah Dulu, Begini Ceritanya
Dalam kepercayaan orang Jawa, seseorang yang memiliki pasaran Wage tidak boleh menikah dengan pasaran Pahing.
Hal tersebut diibaratkan Wage sebagai minyak dan Pahing sebagai air. Minyak dan air tidak dapat disatukan. Apabila disatukan yang terjadi justru perkelahian.
Baca Juga: Buah Bisa jadi Toner Alami dan Mengatasi Penuaan pada Wajah, Simak Ulasannya Berikut
Masyarakat Jawa percaya neptu yang berjumlah 25 menikah maka akan terjadi bencana. Bahkan bisa jadi salah satu orang tua mereka akan meninggal.
Misal Minggu Kliwon dan Senin Kliwon, Minggu Wage dan Kamis Kliwon, Senin Wage dan Minggu Kliwon, Jumat Legi dan Sabtu Legi, serta Minggu Legi dan Jumat Pahing.
Baca Juga: Payudara Tidak Simetris? Kenali Tanda Kanker Payudara Sejak Dini
Sama halnya dengan nomor dua. Apabila pasangan neptu tersebut berjumlah 26 maka pernikahan mereka akan terasa berat.
Pasangan ini akan dihadapkan oleh beberapa rintangan dalam rumah tangganya.
Contoh weton yang memiliki neptu 26 adalah Kamis Wage dan Jumat Kliwon, Minggu Legi dan Rabu Pahing, serta Minggu Wage dan Kamis Pahing.
Baca Juga: Pisang Bisa Membantu Mengaluskan Kulit Hingga Pola Diet Sehat, Simak Ulasannya
Namun ada beberapa masyarakat Jawa yang hanya menganggap hal ini sebagai mitos belaka dan tetap melanjutkan pernikah dengan mencari jalan keluarnya.
Adapun jalan keluar yang biasa dilakukan adalah dengan mengadakan tasyakuran sebelum ataupun sesudah menikah.
Dengan cara ini akan banyak orang yang mendoakan kebahagiaan pernikahan yang akan berlangsung dan diharapkan mendapat banyak berkah.***
