“Tidak ada kata malu, gengsi, apalagi mengeluh. Hidup ini indah jika kita mau dan mampu menikmatinya,” tutur pemulung
Keduanya (pemulung dan istrinya) sangat yakin bahwa Allah tidak akan pernah memberikan beban, ujian, dan musibah kepada manusia melebihi kemampuannya.
Mereka juga percaya pasti akan ada hikmah yang indah di balik ini semua yang telah dialaminya.
Sulitnya perjalanan hidup Suwarno menjadi pemulung, tidak menjadikan dia dan istrinya mengeluh apalagi putus asa dari rahmat Allah SWT.
Mereka tetap rajin bekerja di siang hari dan malam harinya tetap istiqomah bertahajud dan membaca Alqur’an.
Hingga pada suatu malam usai shalat Tahajud, Suwarno yang saat itu melanjutkan tidurnya bermimpi membaca surat Ali Imran ayat 26 sampai dengan 27.
Dalam mimpinya, ia mengulang-ngulang ayat tersebut hingga akihrnya Suwarno terbangun sebelum tiba waktu fajar.
Dilansir dari Qur’an Kemenag, berikut bunyi Ayat 26 dan 27 dari Surat Al-Imran:
قُلِ اللهم مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ