Sebut Sabdo Palon Akan Bawa Kedamaian Hingga Kembalikan Kejayaan Nusantara, Begini Kisahnya

- 16 Mei 2021, 10:42 WIB
Ilustrasi - Sabdo Palon
Ilustrasi - Sabdo Palon /Instagram.com/@sabdopalon_official

LINGKAR KEDIRI – Kisah Sabdo Palon Nayagenggong Tiwikromo banyak dibicarakan orang tepat sesaat setelah gunung merapi beraktifitas erupsi lima kali dalam jangka waktu tiga hari.

Muncul narasi Sabdo Palon akan menagih janji. Diketahui penasehat Prabu Brawijaya V ini muksa di Gunung Lawu.

Sabdo Palon dalam janjinya akan datang mengembalikan kejayaan yang dulu pernah di raihnya bersama Kerajaan Majapahit, tepat dimana ilmu budi yang utama sebagai pedoman hidup masyarakat jawa.

Baca Juga: CEK FAKTA: Menhan Prabowo Diusir Karena Terlibat Kasus Korupsi, Begini Faktanya

Sabdo Palon dan Nayagenggong adalah dua pujangga Kerajaan Majapahit yang menguasai ilmu kanuragan yang bersumber dari kitab pujasastra.

Mereka merupakan penasihat utama Prabu Brawijaya V yang sakti mandraguna.

Kesaktian Sabdo Palon dan Nayagenggong berkat ilmu laku dan jangka jangkah jangkane zaman.

Tiap malam sesepuh Kerajaan MAjapahit ini selalu cegah dhahar lawan guling (berpuasa dan tidak tidur).

Pada bulan Suro bersama dengan cantrik-cantriknya menjalankan tapa brata di puncak Gunung Lawu.

Menjelang bulan Ruwah mereka juga melakuakan laku tapa kungkum di Kali Ketonggo. Begitu ritual Kejawen yang dilakukan oleh Sabdo Palon dan Nayagenggong.

Baca Juga: Mengenaskan, Ramalan Israel Akan Hancur, Negarawan Sebut Hilang dari Dunia di Tahun 2022

Tradisi kepujanggaan Kerajaan Kediri yang beribukota di Dahono Puro ini berlanjut.

Sabdo Palon dan Nayagenggong masih cucu dari Empu Sedah dan Empu Panuluh.

Pujangga kenamaan ini menjadi guru spiritual sinuwun Prabu Jayabaya.

Tak mengherankan bila Sabdo Palon dan Nayagenggong pasti menggelar ruwatan di daerah Mamenang Kediri untuk menjaga ketentraman masyarakat dari leyusan Gunung Kelud.

Masyarakat Jawa percaya bahwa Gunung Kelud dijaga oleh Dew Kilisuci, putri dari Raja Airlangga yang berwujud kendhi atau wandu.

Sabdo Palon dan Nayagenggong menghormati Dewi Kilisuci sebagai pepundhen pidha pusaka.

Rasa ayem tentrem bisa diwujudkan dengan lara tapa brata. Upacara Sarada yang menjadi tradisi Prabu Hayamwuruk terus dilestarikan.

Baca Juga: Terus Bombardir Gaza, PM Israel Mengaku Sudah Lakukan Segala Upaya Menghindari Korban Tak Bersalah

Demi keselarasan alam Sabdo Palon dan Nayagenggong, melakukan laku spiritual tolak balak juga bertempat di Atas Purwo Blambangan.

Masyarakat sekitar gunung Ijen pun juga merasakan suasana aman dan damai.***

Editor: Zaris Nur Imami


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah