Sangat disayangkan bila faktor-faktor tadi tidak bersedia bertemu di titik "garis tuah" bernama Noto Nogoro. Dalam bahasa Indonesia artinya menata negara.
Dikutip Lingkar Kediri dari artikel yang sebelumnya tayang di Cirebon Raya.com dengan judul "Nama Ganjar Pranowo Ternyata Masuk Dalam Ramalan Jayabaya Noto Nogoro" Presiden Indonesia berikutnya jatuh pada 'Go', Ganjar. Periode ini masih berada pada 'No', dimana Yudhoyono dan Jokowi (diambil nama kecilnya, Moeljono) disatuperiodekan atau di-satu masa-kan.
Sungguhpun serat-serat 'bertuah' seperti 'Noto Nogoro' hanya berupa ramalan belaka, namun pada kadar tertentu ia masih dipercaya menjadi media konfirmasi atas suatu peristiwa yang berkaitan.
"Bukan rumus pasti, tapi masih kuat menjadi faktor sugesti. Wallohu 'alam," tutur Amsori.***(Agung Nugroho/Cirebon Raya)