LINGKAR KEDIRI - Dalam meraih kemerdekaan Indonesia tentunya tidaklah mudah.
Ribuan bahkan jutaan orang harus berkorban baik secara material, spiritual hinga jiwa raga.
Hal demikian karena beradabad-ada Indonesia dijaha oleh Belanda hingga Jepang.
Kendatipun demikian, 17 Agustus 1945 telah menajdi perjalan bangsa yang luar biasa.
Dimana Indonesia meproklamirkan Kemerdekaanya atas penjajahan.
Namun, banyak mitos yag beredar ditengah prosesi proklamasi tersebut.
Baca Juga: Jokowi Pidato Kenakan Pakaian Adat Baduy, Netizen: Cocok Banget, Tinggal Jual Madu di Perempatan
Pada perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang jatuh pada Selasa, 17 Agustus 2021 besok, Anda patut mengetahui sejumlah mitos proklamasi kemerdekaan Indonesia yang masih beredar.
Berikut mitos seputar proklamasi kemerdekaan Indonesia, seperti yang Pikiran-Rakyat.com himpun dari berbagai sumber.
Kemerdekaan telah diramalkan
Pada catatan ahli politik John D Legge (1985) Soekarno saat berpidato di radio tanggal 8 Agustus 1965, telah diramalkan sebelumnya.
Ramalan yang menyebut Soekarno akan berpidato tersebut ada di ramalan Joyoboyo yang tersimpan dalam memorti kolektif, yakni sebelum jagung berbuah, Indonesia sudah merdeka.
Hal tersebut diyakini terbukti, setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu tanggal 14 Agustus 1945.
Cirebon bacakan proklamasi terlebih dulu
Muncul mitos yang menyebut adanya silang pendapat antara kaum sepuh (tua) dan pemuda. Rombongan pemuda ingin Soekarno memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus 1945.
Sedangkan pemimpin golongan tua ingin mengadakan rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Saat itu Sjahrir sudah berada di Jakarta untuk mempersiapkan naskah proklamasi. Namun proklamasi tak jadi digelar pada tanggal tersebut.
Dr. Soedarsono yang berada di Cirebon tak sempat mendapat informasi bahwa proklamasi ditunda. Sehingga muncul kabar bahwa Cirebon telah membacakan nakah proklamasi terlebih dulu.
Soekarno dan Hatta dipaksa tandatangani deklarasi kemerdekaan
Sebelum dua tokoh besar republik mengumumkan kemerdekaan, keduanya disebut diculik ke Rengasdengklok dan dipaksa untuk menandatangani deklarasi kemerdekaan.
Faktanya Hatta menyebut tak ada perbedaan pendapat terkait proklamasi. Namun ada perbedaan pendapat terkait cara proklamasi harus disampaikan.
Kemerdekaan Indonesia diraih oleh kaum laki-laki
Pejuang laki-laki yang diakui memiliki pengaruh besar dalam kemerdekaan Indonesia memang sangatlah banyak.
Bahkan banyak sekali monumen pejuang laki-laki yang disebut telah berjasa besar untuk kemerdekaan Indonesia.
Padahal banyak kaum perempuan yang ikut angkat senjata dalam merebut kemerdekaan. Ada sosok Opu Daeng Risadju hingga Johanna Masdani.***(Nopsi Marga/PR Cirebon)
Disclaimer: Sebelumnya artikel ini pernah tayang di Cirebon Pikiranrakyat.com dengan judul "4 Mitos Seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Cirebon Disebut Bacakan Proklamasi Lebih Cepat"