LINGKAR KEDIRI – Kebiasaan Mager atau males gerak atau yang juga dikenal dengan gaya hidup sedentari adalah pola perilaku orang yang minim aktivitas atau gerakan fisik.
Banyak faktor pemicu mager yang dilakukan oleh banyak orang, salah satunya bisa karena suhu yang dingin, tempat yang terlalu nyaman, berada di zona nyaman dan tidak mau mencoba hal baru karena sesuatu hal.
Damapak pandemi sangatlah terasa bagi pecinta mager, karena pandemi semua serba canggih dan online, hal tersebut memicu tingkat mager yang akhirnya semakin tinggi dan dirasakan oleh banyak kalangan usia.
Baca Juga: Hati-hati 5 Kebiasaan Ini Bisa Merusak Kulit Wajah, Khusus untuk Kulit Sensitif
Baca Juga: 7 Kota di Indonesia Ini Terkenal Sangat Panas, Suhunya Capai 39 Derajat Celsius
Bukan hanya orang yang hobinya rebahan saja, namun ini juga termasuk para pekerja yang hampir sepanjang hari duduk di balik meja kerjanya, ataupun yang kerja dari rumah atau WFH.
Bagi beberapa orang, kebiasaan ini sudah jadi bagian dari rutinitas harian. Padahal, menurut WHO, gaya hidup seperti ini adalah salah satu dari 10 penyebab kematian terbanyak di dunia.
Bahkan, menurut data dari European Prospective Investigation into Cancer and Nutrition (EPIC), kematian akibat mager ini jumlahnya dua kali lebih banyak dibanding akibat obesitas.
Baca Juga: Lagu At My Worst dari Pink Sweat$ Sering Masuk FYP Tiktokmu, Begini Liriknya
Melansir laman HelloSehat, ada beberapa risiko bagi orang yang mager, yaitu konsentrasi menurun akibat kurangnya kadar oksigen, meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung, gangguan fungsi kognitif karena aliran darah yang kaya oksigen akibat kurang gerak, menyebabkan resistensi insulin hingga diabetes, dan juga memicu osteoporosis.***