LINGKAR KEDIRI - Warga Jawa Timur Khususnya wilayah Kediri dan sekitarnya sangat menantikan beroperasinya bandara Dhoho, Kediri.
Bandara yang di bangun di Kota Kediri ini ternyata memiliki beberapa keistimewaan atau kekhususan bila di bandingkan dengan bandara yang lainnya di tanah air.
Berikut 7 fakta yang luar biasa di balik pembangunan proyek bandara di Kediri.
Baca Juga: Malaysia Jadi Target Serangan Israel, Mendagri: Tingkatkan Keamanan
1. Murni dikerjakan oleh swasta
PT. Angkasa Pura Satu telah menunjuk PT. Gudang Garam sebagai mitra dal pembangunan atau pengelolaan Bandara Kediri Dhoho pada Maret 2020 lalu.
PT. Angkasa Pura Satu dan PT. Gudang Garam telah menandatangani nota kesepakatan (MOU) terkait kerjasama pengelolaan bandara baru tersebut.
Proyek pembangunan bandara Kediri mengambil skema bersama pemerintah dan Badan Usaha, dengan pembiayaan seluruhnya mulai dari pembebasan lahan hingga pembagunan bandara menggunakan dana dari swasta yakni PT. Gudang Garam, Kediri.
2. Biaya Total Rp. 9 Triliun
Pembangunan bandara Kediri sudah dimulai sejak April 2020 lalu, pembiayaan pembangunan bandara ini seluruhnya menggunakan anggaran dari PT. Gudang Garam, melalui anak usahanya PT. Surya Dhoho Tistan.
Direktur Gudang Garam, Heru Budiman mengaku sudah menggelontorkan dana tidak kurang dari 2,5 Triliun hingga juni 2020.
Untuk membangun bandara Kediri ini PT. Gudang Garam sebagai mitra pembangunan memang telah menyatakan kesanggupan menggelontorkan dana hingga 9 Triliun yang di ambilkan dari kas perusahaan rokok raksasa di Indonesia ini.
Baca Juga: Brutal! Serangan Israel Bunuh Pria Disabilitas, Ibu Hamil dan Anak Usia 3 Tahun
3. Menjadi Bandara Internasional
Proyek pembangunan bandara Dhoho Kediri sesuai rencana di kembangkan sebagai bandara internasional.
Hal ini sangat memungkinkan lantaran memiliki area landas pacu seluas 3000 meter.
Direktur PT. Angkasa Pura Satu Fahid Fahmi mengutarakan dengan memiliki dimensi area landas pacu seluas 3000 meter kali 45 meter, bandara Dhoho mampu menampung 8 pergerakan pesawat pada jam sibuk.
Sehingga selain menjadi alternatif penerbangan bandara Juanda Surabaya, bandara Dhoho Kediri berpotensi sebagai bandara Internasional.
4. Pusat Kargo Udara Jawa Timur
Direktur PT. Angkasa Pura Satu Fahid Fahmi mengakui bahwa bandara Kediri sangat potensial di Jawa Timur setelah bandara Juanda, Surabaya.
Dengan fasilitas yang dimiliki besar potensi bandara Dhoho Jawa Timur menjadi menjadi Pusat Kargo Udara Jawa Timur.
5. Hak Konsesi Pengelolaan 30 Tahun
Menuruy Direktur PT. Gudang Garam, Heru Budiman terkait seberapa besar pendapatan yang akan di dapatkan oleh PT. Gudang Garam dari pengelolaan bandara baru ini belum bisa di pastikan dan memilih untuk menunggu setelah pembangunan bandara selesai atau beroperasi
Sementara itu Menteri Perhubungan, Republik Indonesia telah menyatakan akan memberi Konsesi atau hak pengelolaan kepada PT. Gudang Garam selama 25 hingga 30 tahun atau hingga tahun 2052.
6. Pembangunan Lancar tanpa Hambatan
Meski di tengah pandemi covid 19, proses pembangunan bandara Dhoho Kediri tidak mengalami kendala berarti.
Direktur PT. Gudang Garam, Heru Budiman menegaskan sampai saat ini pembangunan bandara terus berjalan tanpa menemui hambatan yang serius dan semua pekerjaan di jalani sesuai dengam jadwal.
7. Beroperasi Lebih Cepat
Pembangunan bandara Dhoho Kediri, dimulai pada 15 April 2020, pelaksana PT. Surya Dhoho Tistan memperkirakan pembangunan bandara Dhoho Kediri akan selesai dalam waktu 2,5 tahun.
Namun diketahui Direktur PT. Angkasa Pura Satu menargetkan pembangunan selesai pada akhir bulan Desember 2021.
Jika memang benar demikian maka proses pembangunan bandara Dhoho kediri akan selesai lebih cepat bahkan bisa beroperasi lebih cepat dari apa yamg di perkirakan sebelumnya.***