Dosa Kecil Bisa Menjadi Besar? Ternyata 6 Hal Ini Penyebabnya

7 April 2021, 21:22 WIB
Ilustrasi berdoa. /Pixabay/ mohamed Hassan

LINGKAR KEDIRI – Dosa dibagi menjadi dua macam, yaitu dosa besar dan kecil. Dosa yang tergolong besar seperti melakukan perbuatan syirik, berzina, membunuh, melakukan sihir, mabuk, dan sebagainya.

Sedangkan yang tergolong kecil seperti sombong ketika berjalan, membuka aurat, berbohong, melihat hal-hal yang diharamkan, dan sebagainya.

Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menjelaskan, ternyata dosa yang dianggap kecil bisa menjadi besar dengan sebab 6 hal berikut ini:

Baca Juga: Beredar Rumor Pungutan Liar Penerimaan Calon Prajurit TNI AD, Kasad Andika: Untuk Tamtama TNI AD Itu Gratis

Pertama, diilakukan terus-menerus. Apabila seseorang melakukan dosa kecil secara terus menerus, maka dosanya akan menumpuk banyak, sehingga dapat menjadi dosa besar. Ibarat seperti ribuan tetes air yang mengenai batu, maka tiap tetes air itu akan berpengaruh kepadanya.

Kedua, meremehkannya. Apabila seseorang selalu meremehkan dan menganggap kecil dosa yang telah dibuatnya, padahal dia tahu dosanya itu pasti dicatat, maka dosa yang dia anggap kecil itu, akan dicatat besar oleh Allah swt, sebab meremehkannya tadi.

Ketiga, bangga dengan dosanya. Apabila seseorang bangga dengan dosanya, kemudian dijadikan sebagai sebuah kompetisi untuk berbuat dosa dan membanggakannya di hadapan orang lain, maka dosa kecil itu akan dicatat juga sebagai dosa besar di mata Allah swt.

Baca Juga: Rekam Momen Kehangatan Anang dan Krisdayanti Saat Ngobrol, Ashanty dan Yuni Shara Hanya Bisa Tersenyum

Keempat, nyaman dengan aibnya. Apabila seseorang telah nyaman dengan aibnya, padahal aib tersebut telah ditutupi oleh Allah swt, sehingga membuatnya semakin menjadi-jadi dalam bermaksiat kepada-Nya, maka pundi-pundi dosa akan terus bertambah tanpa dia sadari.

Kelima, membeberkannya. Apabila seseorang membeberkan dosanya di muka publik, kemudian menampakkan dosanya, maka hal itu berarti dia telah membuka tabir dan sekat Allah swt yang seharusnya wajib dia jaga, namun ternyata dia malah merobeknya.

Keenam, dosa jariyah. Apabila seseorang melakukan dosa, kemudian ditiru oleh orang banyak, maka hal tersebut dapat menjadi dosa jariyah baginya. Seperti yang tertuang dalam hadis:

Baca Juga: Kabar Gembira! Kemendikbud Tambah 3 Juta Penerima Kuota Internet

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

Artinya: “Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam Islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya. Tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu, setiap gerak-gerik public figure bisa bernilai dosa atau bernilai pahala yang berlipat-lipat apabila sampai ditiru pengikutnya.

Baca Juga: Sentimen Anti Asia Meningkat di Amerika, KJRI Imbau WNI Tetap Tenang dan Waspada

Ada sebuah kisah yang menyayat hati, yaitu ada seorang pendosa yang sedang berusaha berubah dan bertaubat, kemudian setelah bertahun-tahun lamanya melakukan ibadah, dia tak kunjung diterima taubatnya. Akhirnya nabi yang diutus pada zaman itu bertanya kepada Allah tentang penyebabnya.

Lalu Allah berfirman,“Aku bisa saja mengampuni dosanya, namun bagaimana dengan dosa orang-orang yang mengikuti langkahnya dalam kesesatan?.”***

Editor: Erik Okta Nurdiansyah

Sumber: Kitab Ihya’ Ulumuddin

Tags

Terkini

Terpopuler