Mengapa Kain Sebagai Penutup Ka’bah Berwarna Hitam? Begini penjelasannya!

23 Juli 2021, 13:20 WIB
Ka’bah memiliki penutup yang disebut dengan kiswah. Kiswah yang biasa kita lihat adalah berwarna hitam, mengapa demikian? Ini penjelasannya. /Dok. Al-Arabiya

LINGKAR KEDIRI – Ka’bah memiliki penutup yang disebut dengan kiswah. Kiswah yang biasa kita lihat adalah berwarna hitam.

Namun, pada zaman dulu kiswah pernah berwarna lain selain warna hitam. Dulu kiswah memiliki warna putih, merah, hijau, dan kuning.

Lalu kenapa sekarang kiswah berwarna hitam? Ke manakah kiswah yang dulu? Simak ulasannya berikut ini.

Baca Juga: Apakah Allah SWT Akan Menciptakan Bumi Baru Setelah Kiamat? Simak Penjelasannya!

Secara bahasa, Kiswah berarti pakaian. Pada arti yang sebenarnya, kiswah adalah kain yang menyelimuti ka’bah.

Sejak zaman dahulu, orang-orang sangat menghormati ka’bah sebagai kiblat umat muslim.

Penghormatan dan penghargaan tersebut yang membuat mereka menutupi permukaan ka’bah dengan kiswah.

Baca Juga: Mengapa Presiden Indonesia Selalu Orang Jawa? Ternyata Ada Misteri Dibaliknya!

Kiswah juga diibaratkan sebagai wujud kecintaan dan perlindungan atas kesucian dari bangunan berbentuk persegi tersebut.

Kiswah terbuat dari 700 kg sutera murni yang dicelupkan ke dalam tinta berwarna hitam.

Sebanyak 120 kg benang emas dan 25 kg benang perak digunakan sebagai inskripsi ayat-ayat Al-Qur’an.

Terdapat 47 potong kain yang digunakan, panjang keseluruhannya mencapai 658 m2. Masing-masing kainnya memiliki panjang 14 m dengan lebar 95 cm.

Baca Juga: Terungkap! Calon Presiden Indonesia Tahun 2024 Menurut Ramalan Jayabaya ‘NOTONEGORO’, Begini Penjelasanya

Dalam membuat kiswah, mesin yang digunakan adalah mesin canggih yang bisa menjahit sebanyak 1000 jahitan per menit. Biaya yang dihabiskan kira-kira mencapai 22 juta riyal atau sekitar 63 milyar rupiah.

Lipatan kiswah dilapisi dengan kain putih yang menandakan bahwa telah dimulainya musim haji.

Di pintu ka’bah juga terdapat kiswah setinggi 7,5 meter dan lebar 4 meter. Terdapat hiasan berupa ornamen ayat-ayat Al-Qur’an.

Setiap tanggal 10 Dzulhijjah ketika jamaah sedang ada di Mina, kiswah dan kain penutup makan tersebut akan diganti dengan yang baru.

Baca Juga: Cek Fakta: Presiden Jokowi Lakukan ini, Serahkan Tambang Emas Ke China

Tradisi ini sudah dilakukan sejak masa khalifah Al-Mahdi yang merupakan penguasa dinasti Abassiyah ke-4.

Pembuatan dan pengadaan kiswah selalu menjadi tanggungjawab dari khalifah yang berkuasa di Arab Saudi.

Pada zaman Fatimiyin kiswah pernah berwarna putih. Sedangkan ketika zaman Bani Abasiyyah, kiswah berwarna merah dan putih.

Kemudian di zaman al-Ma’mun, penggantian kiswah Ka’bah dilakukan sebanyak tiga kali dalam setahun. Penggantian kiswah dilakukan pada hari Tarwiyah menggunakan kiswah berwarna merah, pada awal bulan Rajab diganti dengan kiswah Mesir, dan ketika Idul Fitri diganti menggunakan kiswah berwarna putih.

Baca Juga: Praktisi Ini Ungkap Solusi dari Pandemi Covid-19 dari Sisi Spiritual, Begini Penjelasanya

Penggantian warna penutup Ka’bah ini berlanjut hingga di zaman Muhammad Subuktain dengan kiswah berwarna kuning. Pada zaman An-Nasir Lidinillah al-Abbasy, kiswah diganti menjadi berwarna hijau.

Setelah itu kiswah Ka’bah kembali ke warna awalnya yaitu hitam hingga saat ini.

Salah satu kalimat yang tertulis pada pintalan emas kiswah adalah kalimat syahadat. Selain itu juga tertulis Surat Al-Imran ayat 96, Surat Al-Baqarah ayat 144, Surat Al-Fatihah, dan Surat Al-Ikhlas.

Setiap tahunnya kiswah selalu diganti, lalu dimanakah kiswah yang sudah tidak dipakai lagi?

Kiswah yang sudah tidak dipakai hanya akan dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Biasanya kiswah hanya dimiliki oleh pejabat atau keluarga kerajaan Saudi.

Pernah juga kain kiswah dipotong-potong kemudian dibagikan sebagai kain souvenir untuk relasi kerajaan.***

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: YouTube Islam Populer

Tags

Terkini

Terpopuler