LINGKAR KEDIRI – Puasa Arafah yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah pada tahun ini menurut pemerintah Indonesia jatuh pada hari Sabtu, 9 Juli 2022 hari ini.
Namun, bagi umat muslim yang masih memiliki ‘utang’ puasa Ramadhan kebingungan ketika akan melaksanakan puasa Arafah.
Berikut penjelasan meng-Qhada puasa Ramadhan digabung dengan puasa Arafah menurut Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf, dilansir LingkarKediri dari kanal YouTube Nahdhotul Khillaan.
Baca Juga: Hasil AFF U19 2022, Inilah Tim Pertama yang Tersingkir di Kejuaraan Bergengsi Generasi Muda ASEAN
“Tentunya kata para ulama qadha puasa Ramadhan (wajib) bisa di qhada dengan digabung puasa sunnah yang mutlak,” ungkap Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf.
Jadi puasa sunnah itu ada yang mutlak dan satunya lagi memang sudah ditentukan, maka puasa sunnah yang mutlak ini boleh digabung dengan qadha puasa Ramadhan (wajib).
Misalnya qadha puasa di hari Senin, maka akan mendapat kemuliaan puasa qadha Ramadhan dan kemuliaan puasa Senin.
Baca Juga: Disinggung Biaya Sekolah Adzam Nantinya hingga 100 Juta, Nathalie Holscher: Kenapa Enggak
Namun, ada puasa sunnah yang taqyin, di mana puasa ini ditentukan secara khusus, salah satunya adalah puasa Arafah.
“Puasa Arafah tidak bisa di gabung dengan qadha puasa Ramadhan karena bersifat khusus, begitu juga dengan 6 hari di bulan Syawal,” tegas Habib Abdurrahman.
Dengan demikian, qadha puasa Ramadhan (wajib) tidak bisa digabung dengan puasa Arafah yang bersifat khusus.
Baca Juga: Baca Dzikir Ini di Awal 10 Dzulhijjah Dapat Pahala Besar dan Cinta Allah, Begini Kata Buya Yahya
Sebab puasa sunnah Arafah sudah ditentukan waktunya tidak seperti puasa umun seperti puasa Senin-Kamis.
Kembali lagi, jadi intinya meng-qhada puasa Ramadhan dengan puasa Arafah tidak diperbolehkan menurut Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf.
Kalaupun diniatkan qadha puasa Ramadhan ketika waktu puasa Arafah, jatuhnya hanya kemuliaan qadha puasa Ramadhan dan tidak mendapat kemuliaan puasa Arafah.***