Rezeki Seret, Inilah Penyebabnya Menurut Syeikh Ibrahim Bin Isma'il Al-Zarnuji

23 Agustus 2020, 15:07 WIB
Syeikh Ibrahim Bin Isma'il Al-Zarnuji pengarang kitab Ta'limul Muta'allim /pikiran rakyat

Lingkar Kediri - Seringkali manusia berkeluh kesah terhadap kondisi hidupnya. Entah sebab kondisi ekonomi yang kurang ataupun berada dalam kondisi yang serba keterbatasan.

Lalu terkadang manusia selalu mencari kambing hitam jika rezeki sedang seret. Kira-kira kenapa? Apa yang salah?

Sesungguhnya bersikap demikian itu kurang tepat. Kesalahan bisa jadi diri kita sendirilah penyebabnya.

Baca Juga: Harus Diperhatikan, Inilah Jenis Masker yang Baik untuk Mencegah Penularan Covid-19

Syeikh Ibrahim Bin Isma'il Al-Zarnuji pengarang kitab Ta'limul Muta'allim menyebutkan itu di dalam kitabnya.

Dalam kitab kuning ini menyebutkan adanya indikator kesalahan manusia sendiri. Ada tiga hal yang sering menjadi kelalaian manusia. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

1. Tidur Setelah Subuh

Sebisa mungkin kita harus menghindari tidur setelah subuh. Sebab jika tidur setelah subuh, maka tidak akan memeperoleh keberkahan.

Nabi Muhammad SAW pun mendoakan waktu pagi adalah waktu yang penuh dengan berkah.

Rasulullah SAW bersabda:

“Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi hari mereka.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Baca Juga: Tak Ingin Insiden Terulang, Valentino Rossi Inginkan Sirkuit Red Bull Ring Diganti

2. Terlalu Lama Tidur

Tidur dapat menimbulkan rasa malas dan kebiasaan membuang-buang waktu apalagi jika terlalu banyak tidur. Hal ini dinyatakan oleh Ibnu Qayyim rahimahullah yang mengatakan,

“Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan…” (Zaadul Ma’ad, 4/222).

Ketika kita tidur terlalu lama, metabolisme tubuh yang seharusnya mulai bekerja menjadi terhambat dan ketika kita terbangun tubuh akan terasa lemas atau tidak terasa segar. 

Terlalu banyak tidur juga sangat menghambat produktifitas. Akhirnya akan menerbitkan kekecewaan yang tiada akhir.

Karena umur akan terus bertambah, meskipun digunakan tidur. Dan jika umur sudah mendekati batas, sementara bekal menuju alam yang kekal belum memadai, rasa sesal akan memenuhi sanubari.

Baca Juga: Inilah Sinopsis Desierto, Tayang Malam Ini di Bioskop Trans TV, Berkisah tentang Imigran Meksiko

3. Berbuat Ingkar Terhadap Aturan Allah

Maksiat adalah lawan dari taat, istiqomah dan taqwa. Sikap wara’ adalah berhati-hati dari berbuat ma’siat. Perbuatan maksiat sangat banyak ragam dan macamnya.

Orang yang berbuat maksiat adalah orang yang berbuat hal yang sia-sia, orang menyia-nyiakan waktu, yang berbuat jelek, pendosa, orang fasik dan orang yang mencampur aduk amal sholeh dengan amal buruk. 

Orang yang sering berbuat maksiat, maka akan terhalang dari mendapat keberkahan. Hidup pun akan gelisah dan Allah SWT akan mempersulit semua urusan.

Dan sudah barang tentu seorang muslim akan mengalami bencana, baik di dunia berupa seretnya rizki maupun di akhirat berupa siksaan yang pedih, jika dia berbuat maksiat.

Baca Juga: Final Liga Europa, Simak Pengalaman Inter Milan Dan Sevilla Di Kancah Eropa

Ini sesuai dengan Firman Allah SWT yang menyimpulkan, “Jika engkau bersyukur maka akan Kutambah nikmat-KU, dan jika engkau ingkar, maka akan Kucabut nimat itu dan akan Kusiksa”.

Jika ditelaah lebih mendalam pesan dan uraian yang terekam di dalam kitab itu, maka kita akan sadar bahwa semuanya adalah bermuara dari kita sendiri.

Bagi seorang pekerja, waktu pagi harusnya dapat bersiap sedia berangkat menjemput rizki.

Bagi pelajar, waktu tersebut sangat dianjurnakan untuk menelaah pelajaran yang telah lampau.

Bahkan bagi seorang yang sedang menghafal Al-Qur'an, dianjurkan pula mempertajam hafalannya di saat itu.

Akhirnya kepada kita semua kabaikan dan kejelekan bermuara. Sebagaimana diumpamakan pada salah satu sabda Nabi Muhammad SAW, "Seseorang akan memanen sesuai yang ditanamnya".*** 



Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler