Network
Lingkar Kediri - Dalam sudut pandang islam, salat tahajud adalah salat sunnah di malam hari yang sangat mujarab jika memang seseorang ingin memperbaiki kualitas hidup.
Tahajud memberikan efek kelapangan rezeki dan kebahagiaan seperti yang telah diungkapkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits shahih:
“Setan mengikatkan tiga ikatan pada tengkuk kepala setiap orang di antara kalian ketika tidur. Pada setiap tali, setan berseru (dengan bisikan halus),’Lewatilah malam yang panjang ini dan tidurlah!’ Jika ia bangun karena ingat akan Allah, lepaslah satu ikatan. Jika kemudian ia berwudhu, lepaslah satu ikatan lagi. Jika kemudian ia salat, maka lepaslah semua ikatan itu, sehingga pada paginya, ia akan giat bekerja (sehingga menjadi kaya) dan jiwanya baik (sehingga menjadi bahagia). Jika ia tidak melakukan semua itu, maka pada paginya, jiwanya akan tidak baik (sehingga tidak akan bahagia) dan ia akan malas bekerja (sehingga tidak akan kaya). (HR Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud).
Baca Juga: Koreografi Treasure Diprotes Fans, YG Entertainment Minta Maaf
Hadits tersebut jelas menunjukkan bahwa jika kita melakukan tahajud, kita menjadi kaya (karena giat bekerja) dan bahagia (karena berjiwa baik). Pada kenyataanya, tidak semua orang di antara kita yanng mengerjakan salat tahajud lantas menjadi kaya dan atau bahagia. Tidak sedikit yang justru tenggelam, yaitu jatuh miskin dan kian sengsara walaupun sudah menjalankan tahajud.
Lantas, apa yang salah dari salat tahajud yang mereka jalani secara rutin ?
Jawabannya, mungkin ada pada penilaian kita terhadap kualitas salat tahajud yang kita kerjakan.
Baca Juga: Exit Permit Ditarik, Habib Rizieq akan Pulang ke Indonesia dan Nikahkan Putrinya
Kita cenderung menganggap salat tahajud yang dijalankan sudah benar dan sempura, harusnya, hal seperti itu harusnya dijauhkan dari pikiran kita. Rasulullah SAW bersabda:
