LINGKAR KEDIRI – Tidak hanya menyediakan pemandangan alam yang eksotis, Kalimantan terkenal dengan klenik, dan magisnya yang masih kuat.
Dilansir oleh lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dari kanal Youtube ‘aliqulchannel’, Sebagai pulau terbesar di Indonesia dan potensi alamnya yang luas, Kalimantan mengundang banyak pendatang untuk mengadu nasib di tanah Borneo tersebut.
Namun sebagai pulau yang masih memegang erat adat istiadatnya, ada hukum sebab-akibat yang harus ditaati oleh setiap orang yang ingin tinggal dan mengadu nasib di pulau tersebut.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 16 Maret 2021 : Al Terkejut, Andin Ucap Elsa Pernah Mengandung Anak Roy!
Baca Juga: Wacana Perubahan Masa Jabatan Presiden Menjadi 3 Periode, Wakil Ketua MPR RI: Belum Ada Usulan Resmi
Berikut adalah 5 aturan tidak tertulis yang wajib ditaati oleh setiap orang yang ingin tinggal di pulau Kalimantan:
- Jangan menghina patung kayu
Di depan rumah-rumah adat di Kalimantan, banyak terdapat patung yang terbuat dari kayu. Konon, patung tersebut merupakan simbol dari keluarga yang sudah meninggal di rumah tersebut.
Ada pantangan untuk tidak menghina patung kayu tersebut, sekalipun itu didalam hati. Karena jika melanggarnya, Anda akan dihantui oleh makhluk halus disana.
Tidak hanya secara visual, Anda akan mendapat gangguan yang bisa berdampak pada mental Anda. Cara untuk menghindari gangguan tersebut adalah dengan meminta maaf pada keluarga yang memiliki patung kayu tersebut.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan 15 Maret 2021: Taurus Percaya Diri Hari Ini, Sagitarius Berpotensi Stres
- Jangan memandang rendah suku Dayak
Tidak hanya sebagai suku asli tanah Borneo, suku Dayak termasuk dalam suku dengan magis terkuat di dunia.
Karena itu, menghina mereka sama saja mencoba untuk menantang magis mereka. Jika ingin tetap hidup aman, lebih baik menghindar untuk menghina mereka, atau segera meminta maaf.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 16 Maret 2021 : Al Terkejut, Andin Ucap Elsa Pernah Mengandung Anak Roy!
Baca Juga: Wacana Perubahan Masa Jabatan Presiden Menjadi 3 Periode, Wakil Ketua MPR RI: Belum Ada Usulan Resmi
- Jangan pernah mempermainkan gadis suku Dayak
Sudah menjadi rahasia umum, gadis dari suku Dayak memiliki paras yang cantik, dan membuat orang dari luar Kalimantan berdecak kagum dan ingin dekat dengannya.
Namun, ada pantangan untuk tidak membuat mereka sakit hati karena dipermainkan. Ketika mencoba untuk mempermainkan gadis suku Dayak, alat vital pria, konon akan hilang.
Hal ini sejalan dengan magisnya yang kuat, yaitu ketika merasa dihina atau disakiti, suku Dayak akan memberi balasan yang setimpal.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 16 Maret 2021 : Al Terkejut, Andin Ucap Elsa Pernah Mengandung Anak Roy!
Baca Juga: Wacana Perubahan Masa Jabatan Presiden Menjadi 3 Periode, Wakil Ketua MPR RI: Belum Ada Usulan Resmi
- Sopanlah ketika mampir ke makam orang Dayak
Sudah menjadi sepantasnya, ketika datang ke pemakaman, kita harus menghormati dan tidak melakukan perilaku yang buruk, terlebih di makam orang-orang Dayak.
Orang Dayak memiliki makam yang unik dan berada diatas tanah. Bentuknya balok memanjang yang disanggah.
Dari bentuk makam tersebut, sudah dipastikan ada maksud tertentu kenapa dibuat seperti itu.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 16 Maret 2021 : Al Terkejut, Andin Ucap Elsa Pernah Mengandung Anak Roy!
Baca Juga: Wacana Perubahan Masa Jabatan Presiden Menjadi 3 Periode, Wakil Ketua MPR RI: Belum Ada Usulan Resmi
- Jangan bermain-main dengan Mandau
Salah satu senjata kebanggaan orang kalimantan, khususnya orang Dayak, adalah Mandau. Walaupun berbentuk seperti parang biasa, Mandau sangat dihormati disana.
Ada alasan khusus ketika senjata tersebut bisa keluar dari sarungnya, dan biasanya akan memakan korban. Karena itu, pantang bagi kita sebagai orang luar untuk menghina senjata tersebut, agar tetap hidup dengan aman.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 16 Maret 2021 : Al Terkejut, Andin Ucap Elsa Pernah Mengandung Anak Roy!
Baca Juga: Wacana Perubahan Masa Jabatan Presiden Menjadi 3 Periode, Wakil Ketua MPR RI: Belum Ada Usulan Resmi
Itu dia 5 hal yang pantang dilakukan di tanah Kalimantan. Tidak hanya di tanah Borneo, sebagai manusia yang beradab, sudah sepantasnya bagi kita untuk tetap hormat dan tidak menghina berbagai macam budaya yang dianut oleh suku-suku di Indonesia.***