Ulama di Madiun Dikubur Hidup-hidup oleh PKI, Ratusan Orang Ditelanjangi dan Diberondong Senjata Api

28 September 2022, 09:19 WIB
Ilustrasi, Ulam di Madiun dikubur hidup-hidup oleh PKI /Tangkapan layar /YouTube Adi Channel

LINGKAR KEDIRI - Pemberontakan PKI menyisakan banyak cerita pilu, bahkan sempat ada ulama terkemuka yang dikubur hidup-hidup oleh PKI.

Ulama ini dikenal sebagai seorang yang gigih dalam berjuang dan sangat akrab dengan masyarakatnya.

Bahkan ulama ini juga ahli listri sehingga tak jarang jika ia sampai ke rumah-rumah warga hanya untuk membenahi listrik rusak.

Baca Juga: Racun Tubuh Keluar Semua, Cukup dengan 1 Bahan Ini Cegah Penyakit Jangka Panjang

Di Mojopurno, Madiun pada September 1948, sore itu hati Kyai Sulaiman Zuhdi sedang gelisah.

Hal itu terjadi sejak menerima undangan dari tadi siang. Ia merasa ada yang ganjil dan tidak beres.

Sebagai seorang kiai yang memiliki kepekaan spiritual dan kedekatan dengan Sang Khalik, ia seperti telah melihat sesuatu hal besar yang segera terjadi.

Namun semua itu dipasrahkan kepada Sang Maha Pengatur Hidup manusia.

Malam itu Kiai ini tidak lepas dari sajadahnya, ia terus melakukan salat, entah berapa rakaat jumlahnya, serta berdzikir berdoa dan memohon kepada Allah.

Baca Juga: Ciri-ciri Uang Hilang Dicuri Tuyul, Tuyul Hanya Akan Mengambil Uang Sebagian Saja dan Tidak Akan Dikuras Habis

Ssebagai seorang guru pengamal tarekat naqsabandiyah kholidiyyah, Kyai Sulaiman memang ahli ibadah.

Ia memasrahkan apapun yang akan terjadi kepada sang Kholik dan berzikir lalu mendekatkan diri kepada Allah (riyado).

Anehnya, ia ini terpekur di atas sejarahnya hingga subuh, akan tetapi Kiai Sulaiman bukanlah sosok kiai yang menghabiskan hari-hari di sudut masjid.

Ia sangat dekat dengan masyarakat, rumahnya menjadi pusat aktivitas pergerakan, ia juga seorang pejuang revolusi dari tentara Hizbullah.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta 26 September 2022, Andin Isolasi, Al Akui Patah Hati Tak Bisa Mendekat

Tak hanya itu, ia juga seorang ahli listrik pada Tahun 1948 ketika desa-desa di hampir seluruh wilayah Kabupaten Madiun masih gelap gulita.

Desa Mojopurno tempat ia tinggal sudah punya listrik, disinilah ia mendirikan pesantren atau Irin sebuah pesantren yang cukup besar dan disegani di Magetan.

Pagi pun akhirnya datang, riyado yang ia lakukan sepanjang malam itu telah memberinya mental dan kesiapan.

Ia pun sudah ikhlas hal apapun yang akan terjadi dan menimpa dirinya.

Usai sarapan yang telah disiapkan istrinya, ia bergegas pergi memenuhi undangan rapat di Kabupaten.

Baca Juga: INFO KASUS SUBANG, Sering Datang ke Rumah TKP, Yoris Diduga Kuat Mengetahui Siapa Pelaku Sesungguhnya

Tak lupa ia titip pesan kepada pembantu yang merawat anaknya lahir.

Sampai ditempat tujuan, justru tidak ada rapat dan beberapa orang PKI telah menyambutnya dengan sepasukan tentara FDR.

Rupanya di situ juga sudah banyak para tokoh yang di kejutkan oleh undangan bohong itu.

Bersama ratusan tokoh dan para santri dari berbagai daerah lainnya, mereka digiring ke pabrik gula gorang-gareng.

Mereka dikuburkan di Loji atau gedung di pabrik itu, lalu apa yang terjadi setelah itu?

Ratusan orang yang sudah dikumpulkan di Loji itu di temabk senapan Mesin.

Tentara memberondong dari balik jendela, rupanya ada satu orang yang berlindung di bawah jendela dan luput dari berondongan peluru.

Raqib namanya, ia masih kerabat Kyai Sulaiman, lalu berlindunglah dia dalam keadaan telanjang tak berpakaian.

Baca Juga: Motif Pembunuhan Brigadir J Diduga Sempat Terang-terangan Katakan Ini pada Putri Candrawathi

Rupanya orang-orang yang ada di situ sebelum dihabisi ditelanjangi terlebih dahulu.

Dan masih ada rombongan lain di situ yang dikumpulkan, Kyai Sulaiman termasuk didalamnya bersama 200 orang lainnya.

Mereka tidak dihabisi langsung tetapi dimasukkan ke dalam satu gerbong Kertapati.

Mereka dibawa ke Desa Soco, Magetan ternyata di tempat ini sudah menunggu dua sumur tua.

Kyai Sulaiman bersama 200 orang lainnya dikubur hidup-hidup dan dihujani bebatuan dan batu kapur.

Namun Kiai ini tidak langsung mati warga desa soco mendengar suara dzikir ya Ilahailallah bergema berulang-ulang.

Itulah kisah pilun pembunuhan kejam PKI pada warga Madiun sebagaimana dirangkum dalam kanal Pegawai Jalanan.***

 

Editor: Haniv Avivu

Tags

Terkini

Terpopuler