Sejarah dan Edukasi dari Berdirinya Museum Wayang, Berasal dari Gereja yang Hancur Lebur

- 13 Juli 2022, 17:00 WIB
Koleksi wayang kulit Museum Wayang Jakarta
Koleksi wayang kulit Museum Wayang Jakarta /Portal Purwokerto/Nisa Hidayat

Baca Juga: Review Buku Gadis Kretek, Kisah Perjalanan yang Melebihi Cerita Roman

Oleh lembaga itu gedung tersebut diserahkan kepada Stichting Oud Batavia dan pada tanggal 22 Desember 1939 dijadikan museum dengan nama Oude Bataviasche Museum.

Pada tahun 1957 gedung ini diserahkan kepada Lembaga Kebudayaan Indonesia dan pada tanggal 17 September 1962 diberikan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Lalu, diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta pada tanggal 23 Juni 1968 untuk dijadikan Museum Wayang.

Museum Wayang diresmikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Bapak H. Ali Sadikin pada tanggal 13 Agustus 1975 dan sejak 16 September 2003 mendapat perluasan bangunannya hibah dari Bapak H. Probosutejo.

Para pengunjung di Museum Wayang diajak untuk mengenal berbagai karakter, sikap maupun perilaku lakon dari berbagai daerah melalui tampilan wayang yang mempunyai bobot yang luhur dan tinggi nilainya dalam budaya kita dengan menyaksikan sejumlah koleksi wayang.

Seperti wayang kulit, wayang golek, patung wayang, topeng wayang, wayang beber, wayang kaca, gamelan, serta lukisan-lukisan wayang.

Baca Juga: Review Buku Gadis Kretek, Kisah Perjalanan yang Melebihi Cerita Roman

Museum Wayang menampilkan pula berbagai koleksi wayang dan boneka dari negara-negara sahabat diantaranya Malaysia, Thailand, Surinama, Cina, Vietnam, Perancis, Rusia, Polandia, India, dan Kamboja.

Bukan sekedar menjadi obyek rekreasi semata, di museum ini dapat dilakukan studi bagi para pelajar dan akademis, bahkan dapat dijadikan tempat pelatihan, pusat dokumentasi, dan penelitian pewayangan, serta dapat dijadikan media pengetahuan budaya antardaerah dan antarbangsa.***

Halaman:

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Museum Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x