LINGKAR KEDIRI - Finlandia pada 28 Februari membalikkan kebijakannya yang telah berlangsung puluhan tahun untuk tidak mengirim senjata ke zona perang.
Setelah Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin mengumumkan bahwa pihaknya mengirim kiriman pertama bantuan militer termasuk senapan dan amunisi, senjata anti-tank, dan perlengkapan militer untuk Ukraina.
Pada tanggal 26 Mei, Perdana Menteri Finlandia mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Kyiv.
Baca Juga: Hubungan Rusia dan Negara Ini Tetap dalam Arah yang Positif, Meski Adanya Invasi di Ukraina?
Pengumuman yang diposting di Twitter oleh pemerintah Finlandia pada hari yang sama juga menekankan bahwa Finlandia akan memperkuat sanksi terhadap Rusia.
Selama Perang Dingin, Finlandia selalu menjaga kebijakan netral dengan kebijakan "Finlandisasi" dan tujuan "melindungi kemerdekaan dan keamanan" meskipun ada pengaruh dari dua blok yang dipimpin oleh Uni Soviet dan kepala Amerika Serikat.
Oleh karena itu, negara ini selalu menjaga komitmennya untuk tidak bergabung dengan aliansi militer NATO hingga saat ini.
Setelah pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991, fokus kebijakan luar negeri Finlandia berangsur-angsur bergeser seiring dengan perkembangan dan perluasan Barat.