Sertifikat Vaksin Covid-19 Akan Ditanam di Kulit Melalui Barcode? Begini Faktanya

14 September 2021, 15:15 WIB
Ilustrasi vaksin /unsplash.com/Towfiqu barbhuiya

LINGKAR KEDIRI – Beredar kabar yang mengklaim bahwa sertifikat vaksin covid-19 akan ditanam di kulit manusia melalui barcode dan akan digunakan untuk melacak manusia.

Dalam kabar itu disebutkan bahwa sertifikasi digital barcode sebentar lagi akan terpasang menjadi syarat publik untuk dapat melakukan syarat perjalanan.

Dalam kabar yang tersebar melalui media sosial facebook berupa gambar yang bertuliskan.

Baca Juga: Amandemen UUD 1945 untuk Perpanjangan Masa Jabatan Presiden Kembali Bergema, Bamsoet: Wacana Sangat Prematur

“Rekam data dengan code bar 060606 yang dikembangkan oleh universitas MIT ini tidak ada hubungannya dengan virus, vaksin ataupun wabah. Ini murni sistem deteksi pelacakan (spy program) Elite Global atas umat manusia berkedok kemajuan teknologi,”

Gambar tersebut diberi caption “Tahap adaptasi scan barcode yang nantinya distempel di jidat”

Lantas benarkah kabar yang mengklaim bahwa sertifikat vaksin covid-19 akan ditanam melalui barcode, begini faktanya.

Baca Juga: Doa Turun Hujan untuk Ucap Rasa Syukur, Lengkap Tulisan Arab Serta Terjemahan Indonesia

Berdasarkan hasil penelusuran kementrian komunikasi dan informatika (KOMINFO) menjelaskan bahwa kabar tersebut adalah HOAKS dan tidak benar .

Faktanya, dilansir dari laman rri.co.id yang mengutip dari factcheck.org, kabar tersebut dibuat berdasarkan dua informasi berbeda dan sama sekali tak berkaitan.

Pertama,  sertifikat digital merupakan teknologi yang digunakan untuk mengirim informasi terenkripsi melalui internet, contohnya tanda tangan digital yang digunakan untuk memverifikasi identitas.

Baca Juga: Tidak Suka Air Putih? Ini Dia Tips Agar Minum Air Putih dengan Teratur

Sementara itu penelitian yang didanai Gates Foundation untuk menguji pencatatan vaksinasi yang ditempel pada kulit manusia tak ada kaitannya dengan vaksin covid-19. Tak hanya itu, tinta yang digunakan pada kulit manusia juga tak mungkin untuk digunakan sebagai alat pelacak jarak jauh.

Kominfo juga telah mengkategorikan kabar tersebut sebagai hoaks.***

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: Kominfo

Tags

Terkini

Terpopuler