LINGKAR KEDIRI - Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook yang diunggah oleh akun dengan nama Ikhzn Alaydrus.
Unggahan tersebut dibagikan di grup facebook Anies Baswedan For Presiden 2024-2029.
Unggahan berupa video dengan durasi 2 menit 25 detik tersebut menayangkan cuplikan Presiden Rusia Vladmir Putin yang sedang meresmikan Masjid Katedral Moskow.
Pada unggahan tersebut Ikhzn menuliskan sebuah narasi yang menyebut bahwa Masjid tersebut dulunya merupakan Gereja yang ditinggalkan jemaatnya.
Berikut narasi pada unggahan tersebut:
“Karena Ditinggalkan Jemaatnya, Gereja Terbesar Di Rusia Ini Dijual Dan Dijadikan Masjid”
Baca Juga: Cek Fakta: Setelah Makan Udang Tidak Boleh Mengkonsumsi Vitamin C, Karena Menjadi Racun
Dilansir Lingkar Kediri dari laman Turn Back Hoax Mafindo pada Sabtu, 9 Oktober 2021.
Ternyata, sejak pertama kali dibangun, Masjid tersebut memang sudah berupa Masjid dan bukan Gereja sebagaimana dimaksud pada narasi yang dibagikan oleh akun Ikhzn Alaydrus.
Pada tahun 1890, umat Muslim yang berada Kota Moskow meminta untuk dibangun sebuah Masjid sebagai tempat mereka beribadah.
Baca Juga: Cek Fakta: Bayi dan Anak-anak Harus Diberikan Minuman Kopi Agar Tidak Kejang
Akhirnya, pada tahun 1903, otoritas Kota Moskow memberiakan izin untuk dilakukan pembangunan Masjid di kota tersebut.
Agar dapat menampung jemaah yang lebih besar, pada tahun 2011 Masjid tersebut pernah dirobohkan untuk dilakukan renovasi.
Butuh waktu selama 4 tahun proses renovasi sehingga pada tahun 2015 Masjid tersebut kembali diresmikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin .
Baca Juga: Tanpa Disadari, Ternyata Inilah Manusia yang Jasadnya Tidak Akan Membusuk Meski Sudah Dikubur
Pada peresmian Masjid juga dihadiri oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Masjid Katedral Moskow kini berubah nama menjadi Moskovskiy Soborniy Mecet atau Masjid Agung Moskow.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa klaim sebagaimana yang dimaksud pada narasi yang dibagikan oleh akun Ikhzn Alaydrus merupakan informasi hoaks atau tidak benar.***