LINGKAR KEDIRI - Baru-baru tengah viral kabar dari media sosial tentang yang mengklaim ada ratusan pelajar China di Jakarta yang disuntikkan banyak vaksin kosong dengan dalih untuk memperoleh sertifikat sementara.
Isu yang ramai diperbincangkan warganet itu bersumber dari unggahan akun Facebook bernama Thong Poho dengan keterangan berikut.
"Viral. skitar 600 siswa/siswi China di DKI di Suntik Vaksin Kosongan utk dapatkan Sertifikat Vaksin dan Barcode. Sementara.., Putra-Putri Pribumi di Vaksin Sungguhan. Ini jelas Strategy Genosida.., Kelak Indonesia akan di Kuasai Mayoritas China.* JK benar RI Habis dikuasai Cina".
Lalu apakah bisa dibenarkan berita tersebut tentang 600 pelajar China yang ada di DKI Jakarta yang diimunisasi dosis kosong itu?
Dari Lingkar Kediri yang mengutip laman Turnbackhoax, isu tersebut ternyata tidak berlokasi di Jakarta, melainkan di Malaysia.
Dalam video tersebut ada bukti kuat berupa bendera Malaysia dengan anak yang divaksinasi dengan dosis kosong.
Baca Juga: Tak Selalu Tentang Harta, 5 Hal Ini Ampuh Bikin Istri Bahagia
Kementerian Kesehatan Malaysia sudah memvalidasi video tersebut memang benar terjadi di wilayahnya yang murni kesalahan petugas vaksinator.
Dilansir dari Malaymail, Wakil Menteri Kesehatan Datuk Dr Noor Azmi Ghazali mengatakan bahwa petugas telah mengamati prosedur yang diperlukan sebelum memberikan suntikan.
"Setelah menunjukkan jarum suntik yang diisi, petugas medis melanjutkan untuk meletakkannya di atas meja sehingga dia bisa mendisinfeksi bahu remaja itu. Namun, dia secara tidak sengaja mengambil jarum suntik kosong dan memberikan tusukan dari itu," katanya dalam sebuah pernyataan.
Ia mengatakan bahwa kejadian itu berada di Universiti Malaya pada 30 September 2021, Dr Noor Azmi yang mewakili petugas tersebut sudah meminta maaf lantas melanjutkan dengan dosis yang benar.
“Gugus Tugas Inokulasi Covid-19 menyayangkan terjadinya kejadian seperti ini dan menyampaikan permohonan maaf kepada orang tua dan anaknya. Kami melihat kejadian ini sebagai kesalahan manusia,” kata Dr Noor Azmi.
Pihak Kementrian setempat juga sudah melakukan tindakan berupa teguran agar melakukan tugas sesuai prosedur.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan kabar yang bersumber dari Facebook tersebut dipastikan tidak benar dan tidak bisa pertanggungjawabkan kebenarannya.***