LINGKAR KEDIRI – Seorang spiritualis Kejawen Abiyasa memperingatkan untuk berhati hati pada tanggal 8 September Akhir Bulan Suro.
Bulan Suro merupakan bulan yang disakralkan menurut kepercayaan Kapitayan dan para spiritualis.
Pada bulan Suro juga di sakralkan oleh pemeluk spiritualis Budo Jawi Wisnu menyebutnya sebagai bulan manggaasri.
Abiyasa memperingatkan agar pada tanggal 8 September nanti para spiritualis agar meningkatkan kualitas semedinya.
Melalui kanal Youtubenya Abiyasa bulan lalu telah mengingatkan bahwa pada purnama bulan ini akan ada suatu kejadian.
Menurutnya, bulan purnama pada bulan Suro ini akan terjadi banyak bencana alam di Indonesia.
“Nanti purnama dalam bulan Suro itu akan terjadi hal-hal yang tidak bagus dan saya lihat banyak bencana alam yang akan terjadi” tuturnya.
Ia juga menjelaskan prediksinya mengenai bencana yang akan menimpa Indonesia. Menurutnya akan terjadi bencana di Indonesia bagian Utara.
“Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi banyak terjadi bencana bencana alam. Longsor di Sumatra, Banjir di Kalimantan dan Sulawesi” ungkap Abiyasa.
Baca Juga: 8 Manfaat Bedak Marcks, Bedak Murah dengan Segudang Manfaat
Abiyasa juga mengharapkan bantuan dari spiritualis yang ada di Indonesia agar berdoa untuk keselamatan Negara Indonesia.
Spiritualis tersebut mendoakan agar Indonesia bisa selamat melewati bencana yang terjadi dari Bulan Suro menuju Bulan Sapar menurut kalender Jawa.
“Ini perlu untuk kewaspadaan bersama, lebih hati hati, lebih eleng lan waspodo. . . .selalu memahami perubahan waktu” tegasnya.
Baca Juga: Tidak Disangka 5 Militer Negara ini Dilatih Oleh Tentara Indonesia
Pada bulan purnama itu merupakan energi puncak dari alam yang harus dipahami menurutnya. Perubahan ini merupakan penjajakan awal untuk menuju bulan baru yang lebih bagus.
Terkait dengan Jangka Sabdo Palon mengenai ‘wolak walik e jaman’ perubahan ini mulai terjadi nanti pada 8 September 2021 akhir Bulan Suro tersebut.
“Sekarang tiba pada zaman Kolobendo, lalu berubah menjadi jaman Kolotido yang merupakan jaman ke emasan”. Kata Abiyasa.
Dirinya menilai bahwa perubahan dari zaman Kolobendo (zaman keburukan) menuju zaman Kolotido (zaman Keemasan) tentu melewati proses seleksi alam besar-besaran.
“Akan ada banyak korban-korban berjatuhan ketika seleksi alam” ucapnya.
Beliau meminta semuanya bersiap-siap secara spiritual untuk mematangkan dan memantapkan pikiran untuk menghadapi zaman baru tersebut.***