LINGKAR KEDIRI - Lembaga Administrasi Makanan Dan Obat (FDA) mengeluarkan peringatan baru untuk Johnson & Johnson yang menunjukkan peningkatan risiko sindrom Guillain-Barre
Sindrom ini menunjukan reaksi autoimun di mana sistem kekebalan menyerang sistem saraf.
Ada 100 laporan sindrom Guillain-Barre dari 12,8 juta orang yang telah divaksinasi dengan vaksin Johnson & Johnson.
Sebagian besar kasus terjadi pada pria di atas usia 50 sekitar 2 minggu setelah divaksinasi.
Kebanyakan orang yang mengembangkan sindrom Guillain-Barré berhasil sembuh setelah dirawat di rumah sakit.
Baca Juga: Cek Fakta: Usai Vaksin Semua Orang akan Mati Dalam 2 Tahun Hingga Kemunculan Varian Virus Berbahaya
Dilansir dari Helatline, Pakar kesehatan secara luas setuju bahwa manfaat menerima vaksin Johnson & Johnson jauh lebih besar daripada risikonya.
Orang yang memiliki riwayat sindrom Guillain-Barré dan ingin menerima vaksin COVID-19 harus berbicara dengan dokter mereka, karena ada dua vaksin lain – Pfizer dan Moderna – untuk dipilih.
Sindrom Guillain-Barré, atau GBS, adalah reaksi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang saraf.
Gejalanya dimulai dengan sensasi kesemutan dan mati rasa di kaki yang dengan cepat menjalar ke seluruh tubuh.