Amalkan Doa Tolak Balak Ini Warisan Asli Kanjeng Sunan Kalijaga, Begini Isi dan Artinya

- 11 Agustus 2021, 17:11 WIB
Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga. //Wikipedia

LINGKAR KEDIRI – Mantrawedha atau sering disebut juga Kidung Rumekso Ing Wengi adalah kidung tolak balak yang naskahnya asli dari salah satu Wali Songo yaitu Sunan Kalijaga.

Mantrawedha yang artinya Doa dari Kitab Suci memang terilhami dari ayat-ayat Al-Qur’an, kidung ini berisi mantra dan wejang yang terdiri dari 10 pupuh dhandhanggula.

Sejarah singkatnya munculnya Kidung Rumekso Ing Wengi, kalau dulu jaman dulu orang Jawa disuruh dibaca kalau malam.

Baca Juga: 5 Weton Ini yang Akan Banjir Rezeki Sepanjang Hidup, Begini Penjelasan dari Ahli Spiritual Jawa

Doa tolak balak versi Jawa ini diajarkan Sunan Kalijaga untuk menolak semua balak atau semua penyakit dan segala mara bahaya lainya.

Sunan Kalijaga mengajarkan Doa atau mantra ini dalam bahasa Jawa, dikarenakan audience-nya pada saat itu adalah orang Jawa.

Berikut isi Kidung Rumekso Ing Wengi dan Artinya yang diajarkan oleh Sunan Kalijaga:

Baca Juga: Banyaknya Bencana Alam Ternyata Salah Satu Tanda Keluarnya Satrio Piningit, Berikut Penjelasanya

Bunyi Kidung Rumekso Ing Wengi

Ana kidung rumekso ing wengi

Teguh hayu luputa ing lara

Luputa bilahi kabeh

Jim setan datan purun

Paneluhan tan ana wani

Niwah panggawe ala

Gunaning wong luput

Geni atemah tirta

Maling adoh tan ana ngarah ing mami

Guna duduk pan sirno

Artinya: Ada sebuah kidung doa permohonan di tengah malam. Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit. Terbebas dari semua petaka. Jin dan setan pun tidak mau mendekat. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi berbuat jahat, guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuri pun menjauh dariku. Segala bahaya akan lenyap.

Baca Juga: Gempa Bumi M 5,3 V MMI Guncang Padang Sumatera Utara, BMKG: Waspada Bangunan Roboh

Sakehing lara pan samya bali.

Sakeh ngama pan sami mirunda.

Welas asih pandulune

Sakehing wisa tawa

Sato galak tutut

Kayu aeng lemah sangar

Songing landhak guwaning

Wong lemah miring

Myang pakiponing merak

Artinya: Semua penyakit pulang ke tempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. Semua senjata tidak mengena. Bagaikan kapuk jatuh di besi. Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.

Baca Juga: Sudah Vaksinasi tapi Belum Terima Sertifikat Vaksin? Begini Saran dari Kemenkes

Pagupakaning warak sakalir

Nadyan arca myang segara asat

Temahan rahayu kabeh

Apan sarira ayu

Ingderan kang widadari

Rineksa malaekat

Lan sagung pra rasul

Piayungan ing Hyang Suksma

Ati Adam utekku baginda Esis

Pangucapku ya Musa

Artinya: Kandangnya semua badak. Meski batu dan laut mongering. Pada akhirnya semua selamat. Sebab badanya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan. Hatiku Adam dan otakku Nabi Sis. Ucapanku adalah Nabi Musa.

Baca Juga: Guru Mendapat Perlakuan Rasis dan Bullying Akibat Menjadi Pendukung Jokowi, Ini Tanggapan Ulil Abshar Abdalla

Napasku nabi ngisa linuwih

Nabi Yakup pamiryarsaningwang

Dawud suwaraku mangke

Nabi brahim nyawaku

Nabi Sleman kasekten mami

Nabi Yusuf rupeng wang

Edris ing rambutku

Baginda Ngali kulintang wang

Abubakar getih daging Ngumar singgih

Balung baginda ngusman

Artinya: nafasku Nabi Isa yang teramat mulia. Nabi Yakub pendengaranku. Nabi Daud menjadi suaraku.

Nabi Ibrahim sebagai nyawaku. Nabi Sulaiman menjadi kesaktianku. Nabi Yusuf menjadi rupaku. Nabi Idris menjadi rupaku. Ali sebagai kulitku. Abu Bakar darahku dan Umar dagingku. Sedangkan Usman sebagai tulangku.

Sumsumingsun Patimah linuwih

Siti aminah bayuning angga

Ayup ing ususku mangke

Nabi Nuh ing jejantung

Nabi Yunus ing otot mami

Netraku ya Muhammad

Pamuluku Rasul

Pinayungan Adam Kawa

Sampunpepak sakathahe para nabi

Dadya sariro tunggal

Artinya: Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia. Siti Aminah sebagai kekuatan badanku. Nanti Nabi Ayub ada di dalam ususku. Nabi Nuh di dalam jantungku. Nabi Yunus di dalam otakku. Mataku ialah Nabi Muhammad. Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa. Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.***

Editor: Alfan Amar Mujab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x