4 Mitos Seputar Proklamasi, Dari Ramalan Jayabaya Hingga Paksaan Deklarasi Kemerdekaan Indonesia

- 17 Agustus 2021, 08:02 WIB
Momen Ir Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 lalu. Memberikan contoh penerapan makna proklamasi kemerdekaan dalam kehidupanmu sehari-hari, baik di rumah sekolah dan masyarakat.
Momen Ir Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 lalu. Memberikan contoh penerapan makna proklamasi kemerdekaan dalam kehidupanmu sehari-hari, baik di rumah sekolah dan masyarakat. / tangkapan layar YouTube Arsip Nasional RI/

Kemerdekaan telah diramalkan

Pada catatan ahli politik John D Legge (1985) Soekarno saat berpidato di radio tanggal 8 Agustus 1965, telah diramalkan sebelumnya.

Ramalan yang menyebut Soekarno akan berpidato tersebut ada di ramalan Joyoboyo yang tersimpan dalam memorti kolektif, yakni sebelum jagung berbuah, Indonesia sudah merdeka.

Hal tersebut diyakini terbukti, setelah Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu tanggal 14 Agustus 1945.

Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Sampai 23 Agustus 2021, dan Akan Terus Diberlakukan Untuk Penanganan Covid-19

Cirebon bacakan proklamasi terlebih dulu

Muncul mitos yang menyebut adanya silang pendapat antara kaum sepuh (tua) dan pemuda. Rombongan pemuda ingin Soekarno memproklamasikan kemerdekaan pada 16 Agustus 1945.

Sedangkan pemimpin golongan tua ingin mengadakan rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Saat itu Sjahrir sudah berada di Jakarta untuk mempersiapkan naskah proklamasi. Namun proklamasi tak jadi digelar pada tanggal tersebut.

Dr. Soedarsono yang berada di Cirebon tak sempat mendapat informasi bahwa proklamasi ditunda. Sehingga muncul kabar bahwa Cirebon telah membacakan nakah proklamasi terlebih dulu.

Soekarno dan Hatta dipaksa tandatangani deklarasi kemerdekaan

Halaman:

Editor: Zaris Nur Imami

Sumber: cirebon.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah