Dalam masa pendidikannya ia memutuskan masuk di Sekolah Teknik Mesin (STM), namun ia malah jadi korban perundungan oleh teman sebayanya.
Ia juga menambahkan bahwa perundungan tersebut mengarah ke pelecehan seksual.
“Gue masuk STM itu dipikirnya keluarga gue, nih anak pasti akan berubah kalau masuk STM tapi ternyata enggak,” kata Lucinta Luna.
“Gue malah dibully, gue diitelanjangin, gue diituin, di pelecehan seksual gitu lah, nah dari situlah gue mulai, kok ternyata gue disuruh megang barang temen-temen gue, kok enak juga, kok gue suka, nah itulah gue nyaman disitu,” sambungnya.
Akibat trauma yang dialami tersebut ia mengakui untuk memutuskan memilih karakter dan sifat layaknya perempuan.
Namun dalam masa transisi ke perempuan ia mengalami banyak tantangan maupun rintangan yang tak mudah.
“Dari awal mula gue berubah fisik kayak gini itu perjuangannya keras banget,” kata Lucinta Luna.
Kendati demikian, pilihan tersebut tak lantas membuat dia bahagia sebagai perempuan dan justru sebaliknya ia merasa tak sepenuhnya bahagia.