Perayaan Ritual Adat di Ciptagelar Sukabumi Terapkan Maklumat untuk Batasi Pengunjung

9 Agustus 2020, 14:35 WIB
Ilustrasi foto /Kasepuhan Adat Banten Kidul

Lingkar Kediri - Perayaan Seren Taun (Serentaun) di Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi di laksanakan dengan berbeda seperti pada biasanya. 

Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi melarang wisatawan atau masyarakat luar untuk mengikuti perayaan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Ritual budaya Serentaun ke-652 ini akan diselenggarakan pada 28 hingga 30 Agustus 2020.

Baca Juga: Ledakan Terjadi Kembali di Gudang Sekitar Pelabuhan Sussex Inggris

Kegiatan Serentaun ini merupakan pagelaran budaya yang sakral bagi MHA Kasepuhan Ciptagelar dan biasanya melibatkan seluruh anggota masyarakat adat dalam jumlah yang besar.

Demi meminimalisir penularan covid-19, pihak Kasepuhan Ciptagelar pun mengeluarkan surat maklumat mengenai pelaksanaan Serentaun ke-652 ini.

Dalam surat tersebut, menyatakan bahwa Kasepuhan Ciptagelar tidak meneriman kunjungan dari masyarakat luar sejak 26 Agustus 2020 hingga 2 September 2020.

Pihak Kasepuhan Ciptagelar pun meminta maaf kepada masyarakat umum mengenai maklumat ini.

Kepala Dusun Kasepuhan Ciptagelar Yanda, pun membenarkan mengenai isu tersebut.

"Iya, benar ditutup," ujar Yanda saat dihubungi Pikiran-Rakyat.com.

Yanda juga menjelaskan pada kawasannya saat ini belum ada kasus Covid-19.

Baca Juga: Pembayaran Gaji ke-13 Pensiunan PNS akan Dibayarkan Senin, 10 Agustus 2020

Kegiatan Serentaun ini adalah periodesasi warga Kasepuhan Ciptagelar untuk Serah Taun, dimana waktu untuk menyerahkan siklus hidup dalam setahun.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam laman resmi Ciptagelar, hal ini dikarenakan dalam waktu satu tahun ini telah usai bagi adat Kasepuhan Cipta gelar

"Maka Serentaun adalah Pesta Panen, sebuah kegiatan pesta kemeriahan warga adat kasepuhan sebagai bukti bersukur akan hasil yang di dapat, di ungkapkan dalam bentuk selamat dan sukuran," tulis laman tersebut.

Kegiatan Sarentaun berupa:

Pertama, penyusunan kegiatan seni dan kebudayaan yang berlangsung selama setahun di kasepuhan.

Di mana dalam kegiatan ini akan tampilkan dalam bentuk pertunjukan seni di panggung dan arak arakan hingga mengiringi kegiatan ritual yang berlangsung.

Baca Juga: Perang Dingin Laga Barcelona vs Napoli di Liga Champions

Kedua, waktunya kembali berkumpul bagi warga kasepuhan dari wilayah manapun untuk bertemu keluarga.

Ketiga, ritual Selamatan dan Sukuran dalam menutup tahun pertanian sebelumnya.Ritual ini merupakan rentetan acara untuk mempersiapkan waktu datangnya siklus pertanian yang di tandai dengan sebuah prosesi Turun Nyambut.***

Editor: Haniv Avivu

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler