LINGKAR KEDIRI – Dua intelektual muslim, Dr Baha’i dan Edip Yuksel memberikan kesimpulan yang cukup mengejutkan mengenai prediksi kiamat.
Dikutip Lingkar Kediri dari www.pikiran-rakyat.com, dua intelektual muslim tersebut memprediksi bahwa tahun 1710 H atau 2280 M dunia akan berakhir atau kiamat, yang mana berarti kurang sekitar 268 tahun lagi.
Prediksi tersebut, awalnya berasalh dari intelektual muslim yakni Dr Baha’i yang kemudian diperkuat oleh Edip Yuksel.
Edip Yuksel mengaku telah mengetahui rahasia hari kiamat yang mana dirinya berdasar kepada sab’an min al-matsani sebagai kode Al-Qur'an.
Sedangkan, Dr Baha’i mengaku telah meneliti kapan kiamat akan tiba dan mengklaim bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 1710 H.
Dr Baha’i berhasil mendapatkan angka tersebut setelah melakukan perhitungan dari huruf-huruf muqatha’ah.
Baca Juga: Segera Bertobat! Berikut Tanda Kiamat yang Sudah Muncul di Kota Mekkah Waspda Pertanda Ini Nyata
Huruf muqatha’ah sendiri terdapat di awal-awal surat dalam Al-Qur'an sebagaimana yang dilakukan sebelumnya oleh As-Suhailiy dengan hasil yang berbeda jauh.
Sebelumnya, As-Suhailiy juga pernah memprediksi datangnya hari kiamat dengan menghitung-hitung huruf muqatha’ah yang berada di awal-awal surat dalam Al-Qur’an.
Dari hasil perhitungannya tersebut, As-Suhailiy memprediksikan bahwa kiamat akan terjadi 703 tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Namun, prediksi As-Suhailiy tersebut meleset jauh dan kini kembali dengan cara yang sama Dr Baha’i memprediksi kapan terjadinya kiamat.
Tak hanya berdasar pada perhitungan huruf muqatha’ah, Dr Baha’I juga merujuk kepada inisial terpisah dalam fawatih al-suwar dengan nilai numeriknya.
Dari total nilai numerik tersebut didapatkan hasil bahwa hari kiamat akan terjadi pada tahun 1710 H/2280 M.
Menanggapi prediksi akan datangnya hari kiamat yang dilakukan oleh dua intelektual muslim ini, ada baiknya selaku umat Islam tidak percaya begitu saja. Karena yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat itu hanyalah Allah SWT.
Sebagaimana Allah SWT berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Yang artinya: “Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.”
Prediksi secara ilmiah yang dilakukan oleh dua intelektual muslim tidak akan bisa memastikan kapan terjadinya kiamat karena memang Allah SWT sendiri yang tahu secara pasti kapan kiamat terjadi.
Jadi selaku umat Islam cukup meyakini saja bahwa hari kiamat pasti akan datang dan harus menyiapkan bekal amal yang akan dibawa menghadap Allah SWT.***