Itu memungkinkan juga bisa hilal bisa dilihat di sebuah tempat ternyata ditempat lain belum terlihat, terlihatnya dihari yang berbeda ini juga memungkinkan sekali terjadi perbedaan.
“Kemudian juga ada cara yang biasa dilakukan dengan cara Hisab, dengan hitungan ilmu Falak itu, maka sebenarnya perbedaan bukan karena kebodohan, justru begitulah berdasarkan dengan alam, dengan ciptaan Allah yaitu rembulan,” tegas Buya Yahya.
Jadi untuk waktu puasa Arafah ini kita bida menduga dari Indonesia nanti adalah hari Sabtu ternyata disana (Arafah) adalah beda sesuai dengan mathla’ nya.
Menurut Buya Yahya ini hanyalah masalah khilaf dalam mengetahui hari Dzulhijjah, jadi di Arafah pun tidak akan dirubah.
“Hari Arafah itu bukan harinya orang wukuf di Arafah, hari Arafah itulah hari 9 Dzulhijjah, adapun wukuf di Arafah adalah hari Arafah di Saudi sana, jadi tanggal 9 Dzulhijjahnya orang Saudi,” ungkap Buya Yahya.***