Hampir 6 Bulan Kasus Subang Belum Terpecahkan, Sebab Banyaknya Pemutarbalikan Fakta?

18 Februari 2022, 10:00 WIB
Anjas Asmara mengungkapkan temuan sesuatu yang ada di kuku Amel dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang /Tangkapan layar Youtube Anjas di Thailand/

LINGKAR KEDIRI - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, hingga saat ini masih menjadi teka-teki.

Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang hingga saat ini belum usai penyelidikannya, dan belum terungkap tersangka pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) alias Amel.

Meskipun begitu masyarakat tetap penasaran dan menunggu pengumuman tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang.

 Baca Juga: Ada Dukun Kirim Hal Gaib di Lokasi TKP, Penyebab Sulit Ditemukan Alat Bukti, Begini Kata Aktivis Gaib

Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana yang sempat menyebutkan di awal tahun 2022, segera mengumumkan siapa pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang. Namun, hingga saat ini kasus pembunuhan Subang belum dapat dipecahkan.

Namun, ada fakta baru terkait penyelidikan yang seharusnya dilakukan oleh pihak kepolisian.

Dilansir LINGKAR KEDIRI dari kanal YouTube @Anjas di Thailand.

 Baca Juga: Tak Disangka, Ini Pesan Terakhir Dorce Gamalama pada Para Kerabat Sebelum Meninggal Dunia

Anjas menuturkan, bahwa membawa ilmu pengetahuan berdasarkan kasus yang sudah berjalan hampir 6 bulan, karena agak kecil kemungkinan jika penyidik hanya mengacu pada keterangan-keterangan saksi.

"Walaupun kita tahu keterangan saksi adalah salah satu dari lima alat bukti, namun kalian juga harus ingat, salah satu alat bukti adalah keterangan para ahli, petunjuk dan surat. Harusnya ketiga hal ini yang berhubungan dengan pengetahuan ilmiah," tutur Anjas.

Anjas juga menjelaskan, jika kita hanya mendengar penjelasan dari saksi saja, pastilah akan banyak distorsi.

 Baca Juga: 10 Kerajaan Terbesar Sepanjang Sejarah yang Pernah Berdiri di Indonesia, Salah Satunya di Kediri dan Malang

Distorsi merupakan pemutarbalikan suatu fakta.

Pada pemeriksaan pertama mungkin mereka belum memiliki pengalaman, mereka para saksi akan menyampaikan secara kenyataan apa yang mereka rasakan pada saat itu.

Akan tetapi, jika sudah keterangan BAP kedua, ketiga sampai kebelasan kali, menurut Anjas data-data atau kesaksian tersebut, validitasnya tidak terlalu tinggi.

 Baca Juga: Barcelona Ditahan Imbang 1-1 di Kandang oleh Napoli di Leg Pertama Babak Playoff Babak Sistem Gugur Liga Eropa

"Kalau awal bisa 70, 60 sampai 80 persen, tapi kalau kedua sudah di BAP validitasnya perlu dipertanyakan, lihat konteksnya seperti apa, tidak bisa digeneralisasi kan tergantung dengan pertanyaannya sendiri," tutur Anjas.

Namun, hingga detik ini, kasus pembunuhan Subang belum terungkap siapa pelaku yang sebenarnya.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***

Editor: Yulian Fahmi

Sumber: YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler